Kamis, 12 Februari 2015

Mimpi

Dear sayangku,

Apa kabar? Kamu pasti akan menjawab baik-baik saja karena tidak ingin membuatku khawatir. Janji ya sama aku kamu selalu sehat di saat aku jauh dari kamu seperti saat ini.

Sayang, aku rindu. Lagi-lagi hari ini kamu hadir dalam bunga tidurku. Kamu terasa begitu nyata hingga melihat senyummu yang sangat aku sukai membuatku dapat tersenyum sambil tidur. Di mimpi itu kamu menghampiriku di depan dia yang selalu memandangku dengan pandangan yang terasa menghunus jantungku. Aku tidak berani menatapnya, Yang. Aku takut. Aku hanya ingin kamu memutar arah saja menuju dirinya tanpa perlu menghampiriku. Tapi kamu tidak melakukannya dan malah terus berjalan hingga kamu tepat berada di hadapanku dengan senyummu itu.

"Hai," itu kata pertamamu padaku. Aku yang tidak percaya akan kejadian ini langsung menepukmu pelan. Kamu tetap tersenyum. Akhirnya kamu menjelaskan semuanya. Kamu meninggalkan dia karena kamu sadar bahwa kamu membutuhkan aku. Satu tahun kemarin bukan waktu yang singkat untuk menghapus rasa ini padamu. Jadi setelah kamu mengatakan semuanya yang bisa otakku perintahkan hanya menangis dan memelukmu.

Lalu, dia pun mendatangi kita berdua. Dia minta maaf Yang sama aku. Aku akhirnya peluk dia dan bilang aku tidak pernah sekali pun merasa marah dengannya. Karena sebenarnya urusan ini hanya berhubungan antara aku dan kamu. Kamu juga yang memutuskan memilih dia, jadi aku tidak berhak untuk marah padanya kan? Hahaha pasti kamu bakal bilang aku tidak pernah berubah, tetap berbuat baik sekali pun dengan orang yang pernah menyakiti kamu. Buktinya aku masih menerimamu dengan pelukan hangat dan tidak menyimpan dendam apa pun dengan dia.

Keesokan harinya, tetap di dalam mimpi yang sama, kamu mengunjungi rumahku bersama keluargamu. Ngobrol santai untuk menjalin silaturahmi. Aku senang kamu bisa dengan hangat bercengkerama dengan keluargaku, begitu juga denganku. Saking serunya kamu tertidur di kamar kakakku. Kamu lucu Yang kalau lagi tidur :) Tidak sampai hati aku mau membangunkanmu. Tapi karena ibumu sudah mengatakan ingin pamit jadi mau tidak mau kamu harus bangun. Mukamu kelihatan lelah Yang, keputusan ini terlalu menguras energimu ya? Semoga kamu tidak dengan berat hati melakukan ini semua.

Setelah kamu merapikan diri, kamu pun pamit dengan keluargaku. Dan setelah kamu meninggalkan gerbang rumahku, aku terbangun.

Sayang, aku lelah. Aku lelah dengan perasaanku. Hati ini masih ingin memilikimu. Tapi kamu sudah tidak mungkin meninggalkan dia. Aku tahu Sayang, aku egois. Tapi kamu juga sudah tahu kalau aku akan tetap sayang sama kamu entah sampai kapan. Maaf ya Sayang, walaupun sudah berulang kali aku bilang maaf masih tidak bisa diterima olehmu. Kamu tidak bisa memaksaku untuk meninggalkanmu begitu saja. Kamu tahu sendiri cinta tidak bisa dipaksa. Aku juga tidak memaksamu untuk mencintaiku. Karena aku tidak mau membuat kamu menderita. Aku tidak akan sanggup melihatmu menderita.

Sayang, maafkan mimpiku yang tidak sopan menolak kenyataan yang ada. Tapi mimpi itu terkadang hanya sebuah harapan di dalam hati. Iya, itu harapanku. Maaf ya Sayang. Maaf sekali.

Baiklah, maafkan aku yang seenaknya memanggilmu "Sayang". Karena aku tidak tahu apa kata yang tepat untuk memanggilmu. Setiap namamu muncul di dalam kepalaku hanya ada rasa sayang yang bisa menggambarkannya. Maaf, mungkin aku mulai kelewatan. Tapi itulah aku.


Maafkan aku,

Orang yang selalu berharap.

1 komentar: