Minggu, 28 Februari 2016

Teruntuk yang Cantik

Dear kangposku yg cantik,

Sepertinya ini kali pertama aku mendapatkan tukang pos wanita selama ikut program #30HariMenulisSuratCinta. Dan pertama kali juga dapat tukang pos yang belum pernah aku follow di Twitter. Seperti orang yang baru pertama kali bertemu, aku cukup gugup dan menerka-nerka seperti apa tukang posku. Akhirnya sampailah pada hari pertama pengiriman surat. Ternyata......

Kak Jean super baik! Semua surat yang dikirim diberi komentar. Aku norak ya? Maafin huhuhu, soalnya dulu tukang posku jarang kasih komentar di setiap surat yang ditulis. Aku bahagia ada yang memperhatikan dan membaca suratku. Juga jadi motivasi untuk tulis surat hari berikutnya hanya karena penasaran bakal dikasi komentar apa sama Kak Jean. Terima kasih banyak ya Kak!

Satu hal lagi yang membuatku bahagia ikut #30HariMenulisSuratCinta tahun ini adalah akhirnya satu suratku ada di web pos cinta! Terima kasih banyak banyak banyak Kak Jean meloloskan suratku. Rasanya seperti penulis amatir yang mengirimkan karyanya ke berbagai penerbit dan akhirnya ada yang bersedia menerbitkan. Hahaha lebay ya Kak? Maklum, masih bermimpi ingin jadi penulis yang rasanya hanya diawang-awang saja.

Tapi maaf Kak Jean aku belum bisa penuh 30 hari menulis surat cintanya, walaupun rasanya tahun ini adalah tahun di mana aku paling banyak membuat surat cinta dari pada tahun-tahun sebelumnya. Semoga tahun depan aku masih bisa ikut #30HariMenulisSuratCinta dan membuat lebih banyak surat cinta atau bisa penuh 30 hari.

Sekali lagi terima kasih Kak Jean sudah menjadi tukang pos yang perhatian. Mohon maaf jika ada kata yang tidak berkenan di hati Kakak. Semoga Kak Jean bahagia selalu, kapan pun dan di mana pun Kakak berada!!!

Salam,

Penikmat hujan di Minggu pagi.

Selasa, 16 Februari 2016

Kepercayaan

Dear saudaraku beda ayah ibu,

Bagaimana kabarnya hari ini? Suratku tidak akan panjang lebar. Hanya ingin memastikan dirimu baik-baik saja.

Setelah pertemuan minggu lalu aku jadi kepikiran, bagaimana awal dari pertemanan kita. Dan setelah ku ingat-ingat sepertinya karena dulu aku tak punya teman. Aku merasa tersingkir dari teman-teman yang terlebih dahulu sekelas denganku, jadi aku memilih berteman denganmu yang baru ku kenal di kelas itu, bukan begitu? Seperti sudah takdir, yang awalnya tidak kenal dipertemukan lalu menjalin pertemanan yang lebih erat dari pada dengan teman yang telah dikenal sebelumnya.

Aku bersyukur ditakdirkan bertemu dengan teman sepertimu. Jarang sekali aku menemukan teman yang bisa menjaga perasaanku tanpa menyakiti hatiku. Kamu tahu kan aku rapuh. Kamu tidak menanyakan hal yang membuat hatiku perih, karena kamu tahu kalau aku kesulitan aku akan cerita. Eh aku sok tahu ya? Atau jangan-jangan kamu baru tahu dan selama ini memang cuek? Hahaha tidak apa-apalah kamu baru tahu, asal kamu tetap menjadi teman yang bisa ku percaya.

Lalu bagaimana kabar si mas? Apa akhirnya keputusanmu terhadap dirinya? Jangan sampai kau terluka lebih jauh sampai membuat liang kuburmu sendiri. Aku yakin kamu tahu yang terbaik buat dirimu sendiri. Dan menurutku satu-satunya yang harus kamu lakukan adalah lebih tegas pada dirimu sendiri. Memang jika sudah masalah hati sulit dihindari. Tapi jikalau menghindar adalah yang terbaik, mengapa tidak dicoba untuk dilakukan?

Ah, apalah aku yang tidak berpengalaman ini sok memberi petuah. Mungkin karena kamu sudah ku anggap saudara jadi sulit rasanya untuk tidak mengkhawatirkanmu. Apa pun yang terjadi aku akan mencoba selalu ada untuk menampung keluh kesahmu. Itu sebagai rasa terima kasihku karena kamu telah percaya padaku yang hanya temanmu ini. Sulit sekali di era sekarang mencari orang yang bisa dipercaya. Untung aku menemukanmu.

Sepertinya suratku sudah terlalu panjang, padahal di awal aku bilang tidak akan panjang. Maafkan ya. Baiklah, sekian dariku. Semoga pertemanan kita tidak dibatasi oleh waktu.

Sampai jumpa!


Dari salah satu anggota chibi.

Senin, 15 Februari 2016

Dear Sahabatku

Hai Sistaaa,

Kaget ya gue kirimin surat? Ini sebagai balas budi sudah diberikan Chitato rasa Indomie goreng gratis. Gue beneran terharu loh disamperin di tengah hujan buat dikasih cemilan dobel mecin yang lagi hits ini. Ini membuktikan hari kasih sayang tidak hanya berlaku untuk sepasang kekasih. Jadi penasaran, ada ga sih perayaan hari persahabatan? Padahal kan jauh lebih bermakna, ya ga? (Alibi aja biar ga baper di setiap tanggal 14 Februari).

Selain berterima kasih gue juga mau minta maaf walaupun belum lebaran. Maaf gue jarang bisa muncul di saat lo butuhkan. Cuma bisa via telepon atau chat, dan belum tentu setiap waktu selalu pegang handphone. Tapi lo selalu menerima dengan sabar kebiasaan dan sifat gue selama kurang lebih 14 tahun ini. 

Mungkin raga gue tidak selalu bisa hadir menemani tetapi lo masih dan akan terus bisa mencurahkan segala isi hati lo ke gue. Gue siap menampung kapan pun (kalau ga ngantuk *peace*). Walaupun kisahnya itu-itu lagi (dan gue alami juga) selama lo butuh wadah untuk mengeluarkan uneg-uneg lo bisa cerita ke gue.

Jangan terlalu sensitif sama omongan orang. Jadi diri sendiri dan berusaha menggapai apa yang kita inginkan biar bisa membuktikan ke orang-orang yang merendahkan kita kalau kita bisa berjuang dengan cara kita sendiri, bukan seperti apa yang mereka sangka tanpa tahu apa yang terjadi sebenarnya. Bosen ya nasehatnya ini terus? Itu tandanya gue ga bosen mengingatkan lo untuk menjadi lebih baik lagi. Karena sahabat yang paling tahu apa yang terbaik buat sahabatnya, bukan begitu?

Baik-baik ya di Malang. Semoga bengeknya ga kambuh. Makan teratur biar ga sakit. Semangat ngerjain skripsh*t. Semoga ketika kita berkumpul kembali di Jakarta sudah bergelar sarjana semua. Aamiin!

Bye~~~


Dari sahabat yang ngeselin tapi ngangenin :3

Sabtu, 13 Februari 2016

Yang Pernah Ku Sayang

Hai Sayang,

Apa kabarmu? Kupingmu sering berdenging kah? Di sini teman-teman masih sering menanyakanmu padaku. Sesungguhnya aku bosan ditanyakan tentangmu. Beginilah nasib menjadi orang terakhir yang berhubungan dengan kamu. Hanya aku yang seharusnya tahu kabarmu selain keluargamu. Aku jadi penasaran, sekarang  kepada siapa lagi kamu bermanja, Sayang?

Aku akui kamu memang lelaki paling manja yang pernah aku kenal. Tapi tidak ada seorang pun yang percaya bahwa kamu manja. Kamu hanya menunjukkan sisi lemahmu padaku. Aku ingat sahabatku pernah bertanya mengapa aku mau jadi pacarmu. Kamu penasaran apa jawabanku? Karena kamu lebih dewasa dari pada aku. Dan lagi-lagi jawabanku tidak dipercaya. Sepertinya di mata mereka kamu hanya seperti salah seorang pelawak yang berlakon unik, Sayang.

Tenang saja Sayang, semua yang ku katakan tadi jujur dari hati yang terdalam. Kamu memang lebih sering menunjukkan kekonyolanmu di depan banyak orang, tapi kamu benar-benar bisa membuatku kembali bersemangat di saat aku terpuruk dalam kegagalan. Setiap yang kamu katakan seperti telah kamu pikirkan matang-matang dan segalanya menjadi baik-baik saja. Hal ini menjadi salah satu alasan yang membuatku tenang ketika kita memutuskan untuk berpisah.

Tahukah kamu Sayang bahwa pembicaraan kita mengenai keputusan untuk berpisah terlalu tenang bagiku? Kita sama sekali tidak ada yang ingin bertahan dengan keadaan menjadi sepasang kekasih. Walaupun hari-hari berikutnya kita bergantian merengek bilang rindu via chat. Tapi entah mengapa tidak satu pun dari kita mencoba untuk kembali ke pelukan satu sama lain. Kita memang pasangan yang aneh ya.

Sudah lebih dari lima tahun dan kamu masih sendiri. Ayo segeralah mencari pasangan hidup. Jangan tenggelam dalam kesibukan. Aku tahu kamu sulit memecah konsentrasimu apa lagi dengan hal yang sangat kamu gemari. Namun kamu butuh seseorang yang dapat selalu ada di sampingmu agar kamu tidak cepat sakit karena kondisimu yang tidak terlalu kuat seperti laki-laki biasanya. Masa tidak ada wanita cantik di negeri seberang yang mampu mengalihkan perhatianmu?

Belajar dan bekerja memang penting, Sayang. Tapi kamu tidak akan bisa hidup sendiri. Maksudku bukan hanya mengenai kekasih, di sini teman-temanmu juga ingin bercengkerama dan bercanda denganmu lagi. Jangan lupakan relasimu, Sayang. Karena mereka juga yang membantumu bisa menjadi seperti sekarang.

Ah, maaf aku terlalu banyak bicara. Maaf juga aku memanggilmu "Sayang". Lidahku masih kelu untuk menyebutkan namamu, dan tiada lagi panggilan lain yang cukup pas denganmu. Toh kita pernah saling menyayangi, jadi aku rasa panggilan ini pantas untukmu.

Sehat selalu ya Sayang di negeri orang. Tetap menjadi pribadi yang riang dan disukai banyak orang. Semoga berhasil menggapai mimpimu.


Salam hangat,

dari seorang pencinta hujan yang kedinginan.

Jumat, 12 Februari 2016

Hujan

Dear hujan,

Aku sungguh menyukaimu. Kamu selalu datang di kala hatiku sendu. Kehadiranmu membuatku tenang. Kamu sudah mengetahuinya. Karena aku selalu mengumbarnya. Bahkan ke khalayak ramai.

Namun sepasang kekasih yang saling suka saja tidak selalu mulus kisah cintanya. Begitu juga rasa sukaku padamu. Setiap kamu datang pasti dingin menemanimu pula. Sayangnya, aku benci dingin. Aku alergi dingin.

Aku tidak membiarkan dingin membuatku membencimu. Secangkir teh manis hangat menjadi teman sekongkolku untuk menjauhkan dingin dariku namun aku tetap dekat denganmu. Sering kali aku hanya menyesap teh manis hangat sambil memandangimu dari balik jendela dalam waktu yang lama. Ini menyenangkan untukku. Karena aku dapat memikirkan hal lain pula yang membuatku tenang.

Bagiku kamu adalah pembunuh waktu yang menenteramkan. Dengan kehadiran kamu, aku tidak berkeliaran di jalanan. Tapi tidak pula aku bersedih, karena aku dapat melakukan hal lainnya di dalam ruangan.

Sedangkan bagi orang lain kamu sering disalahkan sebagai penyebab banjir. Padahal penyebab banjir adalah masyarakat sendiri yang masih terbiasa menyumpal got dengan sampah, dan mengotori sungai dengan berbagai barang bekas. Sungguh mereka tidak merasakan nikmat yang kamu berikan. Aku sebal dengan mereka yang selalu menyalahkanmu.

Tapi tenang hujan, aku di sini akan selalu menyukaimu. Aku merasa setiap kehadiranmu adalah pesan dari Tuhan untuk menemaniku di hari ini. Tiada yang jelek jika berasal dari Tuhan, bukan? Maka dari itu, janganlah sungkan untuk datang, apa lagi ketika kemarau sedang mencapai puncak. Kamu akan selalu ku tunggu.


Salam sayang, 


Orang yang menyukaimu.

Rabu, 10 Februari 2016

Tersingkir

Satu tahun yang lalu aku mengirimkan surat tanda cintaku kepada kalian. Ya, itu tanda aku bersyukur memiliki sahabat seperti kalian. Bagiku kalian adalah sahabat yang bisa diajak berbagi kebahagiaan. Tapi yang namanya menjalin hubungan tidak akan selalu mudah. Maaf aku tidak lagi bisa bertemu kalian seperti dulu.

Kita sudah saling mengenal satu sama lain lebih dari 10 tahun. Kalian bahkan juga sudah tahu bagaimana perangai orang tuaku. Ini salah satu alasan yang membuatku mundur dari segala pertemuan kalian.

Kalian sudah hapal dengan aturan dari orang tuaku yang tidak memperbolehkan aku pulang malam. Aku ingat kalian pernah merencanakan ide gila untuk "menculik" ku dan membawaku ke Bandung atau Puncak lalu kembali keesokan harinya. Saat itu aku tertawa saja melihat tingkah kalian yang ujung-ujungnya rencana itu tidak jadi dijalankan karena kalian semua takut dipecat dari temanku. Tapi ternyata tawaku hilang dalam sekejap karena aku mengakhiri pertemuan dengan kalian.

Maaf kawan, aku lemah. Aku menyerah karena tidak mampu lagi mengikuti pertemuan kalian yang sebagian besar dilakukan di malam hari. Dan kalian pun sepertinya tidak masalah dengan ada atau tidaknya aku di sisi kalian. Kalian tetap pergi dan berbagi rahasia tanpa aku. Setiap kita sempat bertemu aku selalu merasa tersingkir karena tidak tahu apa yang kalian bicarakan.

Maaf, sekali lagi maaf jika aku berpikiran demikian. Tapi itulah kenyataannya yang aku rasakan. Kalian pun tidak merasakan kehilangan. Tidak berusaha mencari dan bercengkerama lagi denganku. Sakit kawan. Merasa tidak dianggap dari suatu kelompok membuatku merasa menyedihkan.

Tidak, aku tidak ingin memutus pertemanan ini. Aku akan selalu ada jika kalian membutuhkan pertolonganku. Tidak masalah jika kalian tidak menganggapku lebih dari itu. Yang penting aku bisa membantu membuat kalian bahagia dengan bantuan dariku.

Semoga kita dapat berjumpa di kala mentari masih bersinar.


Salam,


Sahabat yang merasa tersingkir. 

Minggu, 07 Februari 2016

You're So aM(r)azing!

Dear Kak Alex,

Sebelumnya, happy belated birthday! Mungkin agak sedikit aneh untuk Kak Alex menerima surat cinta dari antah-berantah. Tapi aku hanyalah seorang perempuan berumur (akan) 23 tahun yang kagum dengan ceritamu di berbagai medium. Bukan, maksudku aku sangat IRI dengan kehidupan Kak Alex. Tapi rasa iri tersebut berubah menjadi rasa kagum akan segala keberhasilan yang telah Kak Alex raih sampai sekarang. Dan membuatku ingin mengikuti jejak Kak Alex untuk mencapai apa yang aku impikan.

Awalnya aku hanyalah pengikutmu di Twitter. Cuitanmu entah mengapa begitu menarik untuk dibaca, mungkin itu karena Kak Alex adalah pencerita yang baik. Sampai akhirnya aku membaca buku berwarna kuning ciptaanmu, ya benar itu adalah TNSALOA. Jujur Kak, aku baca buku ini di angkot dan menahan tawa berkali-kali sampai ada anak kecil yang memandangku heran hingga bertanya aku sedang membaca buku apa. Tapi tak hanya tawa yang kau sajikan, haru pun juga ada. Buku ini menjadi salah satu favoritku padahal buku ini hanyalah tentang kisah hidupmu. Mulai saat itu aku menyadari bahwa bukan hanya pencerita, tapi Kak Alex juga pemerhati yang baik. Hal-hal kecil di sekitar bisa dijadikan suatu cerita dan bahkan memiliki pesan moral yang dalam.

Rasa kagumku mulai meningkat. Dari seorang penjaga counter hp sekarang sudah memiliki penggemar ratusan ribu orang. Wow! Super banget Kak! Sebelas dua belas sama Pak Mario Teguh. Bisa menginspirasi banyak orang pula. Makin jatuh cinta ketika aku membaca "cerita manusia" di blog Kak Alex. Galau Usia 20an, Depression and Suicidal Thoughts, dan "cerita manusia" lainnya membuka pikiranku. Selain itu aku tersadar tenyata tidak hanya aku di dunia ini yang berpikiran demikian. Akhirnya aku merasa normal hahaha.

Seandainya Kak Alex jadi pacarku pasti menyenangkan! Diajak jalan-jalan ke sana ke mari, foto-foto cantik, dan kenal banyak artis. Ups.... salah fokus hihihi aku bercanda kok Kak. Kalau Kak Alex jadi pacarku pasti aku bahagia, karena bisa bertukar pikiran membahas apa pun, mulai dari zodiak, hobi, bahkan hidup. Dan yang pasti aku akan merasa memiliki teman yang selalu mendampingi selama napas masih dikandung badan.

Harapanku untuk Kak Alex semoga Kakak sehat selalu agar selalu dapat berkarya dan menginspirasi berbagai insan di dunia ini, dari kaum alay sampai kaum elit hihihi. Tetap rendah hati ya Kak. Semoga suatu hari kita bisa berjumpa!


Salam,

Pengagummu. 


Rabu, 03 Februari 2016

Untuk 10 Tahun yang Akan Datang

Halo diriku di masa depan,

Sepuluh tahun bukanlah waktu yang sebentar akan tetapi juga bukan waktu yang cukup lama. Apakah kamu sudah merasa bebas dari segala kungkungan yang aku rasakan dahulu? Aku harap sudah, dan kamu telah mencapai mimpimu sebagai ibu rumah tangga yang berhasil memiliki usaha sampingan dengan penghasilan yang luar biasa.

Kamu sudah menikah kan pastinya? Bagaimana suamimu? Apakah sesuai dengan mimpimu yang terdiri dari 3-an, yaitu beriman, tampan, dan mapan? Semoga saja suamimu selalu menyayangimu dan keluargamu sampai akhir hayat seperti yang kamu idam-idamkan sedari dulu. Oh ya, aku penasaran nih apakah aku mengenal suamimu? Nanti beri tahu aku ya! Semoga tidak mengecewakan hahaha!

Sudah berapa anakmu? Mirip abinya atau uminya? Aku ingat kamu selalu bermimpi untuk dipanggil umi dan memanggil suamimu abi jika telah memiliki anak. Terkabulkah panggilan itu? Atau suamimu lebih suka dipanggil papi biar seperti ayah zaman sekarang? Apa pun panggilan kalian nanti oleh anak-anak kalian semoga anak-anak kalian menjadi anak yang saleh, menyayangi orang tuanya, merasa dekat dengan orang tuanya, menjadi anak yang pandai, serta baik tata kramanya. Aku tahu kamu sudah mempersiapkan dalam benakmu untuk mengurus anak-anakmu dengan cara yang telah kamu pelajari dari mana pun. Semoga aku mendengar kabar baik ya setelah kamu membalas surat ini.

Bagaimana dengan keluargamu? Sehat semua kan? Jaga silaturahim antara kamu dengan orang tua dan kakak-kakakmu ya. Jangan sampai terputus. Walaupun banyak luka hati yang mereka torehkan tapi tak sedikit juga kebahagiaan yang kamu dapatkan dari mereka.

Oh iya, masihkah kamu iri dengan jarak? Jarak yang memisahkan kamu dengan teman-temanmu sehingga terkadang kamu yang paling terlambat mengetahui kabar terbaru tentang mereka. Aku harap tidak, Jangan pedulikan lagi jarak, tapi hargailah mereka yang selalu ada untukmu tanpa mempedulikan jarak. Mungkin kamu tidak tahu saat ini kabar mereka, tapi nanti ketika mereka merasakan hal yang sama mereka pasti akan menceritakannya padamu kelak. Waktu juga mengambil bagian di sini. Jadi jagalah mereka yang tidak tersisihkan oleh waktu dan jarak. Kamu tidak akan sendiri. Percayalah.

Tetaplah percaya diri dan semangat. Karena aku di sini akan terus berusaha untuk memupuk rasa ini demi mencapai semua mimpimu kelak. Semoga 10 tahun mendatang kamu menjadi orang yang sukses dan bahagia dan aku akan merasa lega karenanya.


Salam,

Aku yang sekarang.

Selasa, 02 Februari 2016

Pria yang Hilang Bagai Ditelan Angin

Tepat setahun yang lalu aku memikirkan hal yang sama dengan hari ini: apa kabarmu?

Tepat setahun yang lalu aku ingin sekali mengucapkan selamat ulang tahun untukmu. Namun, sayangnya aku hanya punya nomor kontakmu yang lama, yang sudah tidak kamu pakai. Alih-alih melupakanmu, aku malah mencari cara bagaimana agar bisa tetap mengucapkan selamat ulang tahun untukmu. Dengan alibi ingin tetap menjaga silaturahim, karena memutus silaturahim adalah perbuatan dosa, bukan?

Tepat setahun yang lalu aku berhasil menemukan salah satu media sosialmu. Namanya juga wanita, urusan mencari tahu paling bisa diandalkan. Diam-diam aku ingin mengucapkan selamat ulang tahun sebagai kejutan melalui media sosialmu itu. Namun ku urungkan niatku setelah melihat kamu baru saja mengunggah sebuah foto yang menunjukkan seorang wanita memberikan kue ulang tahun kepadamu. Dan terlihat sekali wajahmu begitu bahagia. Syukurlah, aku bisa melihatmu bahagia setelah selama ini kamu menghilang bagai ditelan angin tanpa kabar berita.

Dan hari ini, aku ingat kembali hari ini adalah hari ulang tahunmu. Aku tidak mengucapkan selamat kepadamu lagi karena kamu kembali menghilang bagai ditelan angin. Namun sekarang aku tidak berusaha mencarimu. Karena kamu menghilang di saat kita berjanji ingin berjumpa.

Aku masih ingat, kamu menawarkan diri ingin menemaniku pergi ke tempat yang sangat ingin aku kunjungi. Aku sudah pesimis kamu hanya manis di mulut saja, karena terlalu sering temanku berbuat demikian. Tapi kamu bersikeras meyakinkanku bahwa akan mengantar dan menemaniku jikalau kamu memang senggang. Karena kamu sudah berjanji, tidak salah kan jika aku menagih janjimu? Namun kenyataannya kamu menghilang begitu saja. Tidak memberi kabar berita.

Sejak itu aku sadar, aku bukanlah prioritasmu. Kamu hanya ingin memperlihatkan bahwa kamu teman yang baik. Teman yang ingin memberikan pertolongan. Tapi sayangnya aku bukanlah orang yang suka basa-basi. Aku lebih suka kamu terbuka. Tidak bisa ya bilang tidak bisa. Jika bisa langsung memberikan kepastian. Kalau sudah seperti ini sayang kan aku jadi sulit mendapat kepercayaanmu lagi setelah sekian lama kita saling bertukar cerita yang bahkan sulit kita bagikan dengan teman kita yang lain.

Pesanku hanya satu, jangan sering menghilang. Aku tahu itu bukan hakku untuk melarangmu berbuat apa saja. Tapi hati kecil ini selalu khawatir dengan apa yang kamu lakukan. Setidaknya jika memang kamu tidak nyaman dengan persahabatan kita lebih baik katakan saja yang sejujurnya. Aku akan memberi jarak lagi dalam pertemanan kita. Tidak seperti ini dengan kamu yang selalu hilang timbul tak tentu kapan dan di mana.

Satu hal yang membuatku lega adalah melihatmu hadir di hadapanku dengan senyummu yang paling bahagia sembari mengatakan bahwa kamu tidak apa-apa.

Karena hari ini ulang tahunmu, walaupun kamu tidak membacanya, aku akan tetap mendoakan yang terbaik untukmu. Semoga kamu selalu dilindungi di dalam setiap langkahmu. Mungkin bagiku kamu adalah pria yang hilang bagai ditelan angin, tapi Yang Maha Melindungi selalu dapat melihatmu dan selalu dapat menjagamu. Agar suatu saat nanti aku masih dapat melihat senyuman khasmu itu.

Akhir kata aku ucapkan selamat ulang tahun! Semoga bahagia selalu :)

Senin, 01 Februari 2016

Kepada Cinta

Kepada Cinta,

Aku tidak pernah tahu bagaimana kamu selalu memasuki relung hatiku. Membuat hariku dipenuhi debaran. Dipenuhi kebahagiaan yang selalu membuatku tersenyum. Tapi kamu tidak hanya memberikan kebahagiaan, terkadang kamu juga menorehkan luka yang dalam hingga membuat air mata mengalir deras. Yang membuat mataku sembab menjadikan mukaku seperti bakpau. Semua itu karena kamu. Ya, semua itu karena cinta.

Satu hal yang aku tahu, kamu selalu datang tiba-tiba, seperti lirik lagu yang dilantunkan Marcel. Kamu akan datang ketika seseorang menyapaku, atau ketika seseorang bertukar pandang padaku, atau ketika seseorang membuatku tertawa, atau hal sederhana lainnya. Mengapa? Mengapa kamu datang tanpa memberikan peringatan? Peringatan yang mengingatkan untuk tidak boleh bermain-main denganmu wahai cinta.

Mungkin aku terlalu sering dipermainkan olehmu, cinta. Begitu mudah aku terhasut akal bulusmu. Tidak hanya sekali aku kehilangan teman terdekatku karena dibutakan olehmu untuk mendapatkan dirinya lebh dari sekadar teman. Sedangkan pada kenyataannya mereka hanya menganggapku teman, tidak lebih. Apa yang telah kau perbuat, cinta? Apa semua yang kau lakukan hanya fatamorgana yang terbentuk dalam hatiku?

Ah, maafkan aku cinta. Tidak seharusnya aku menyalahkanmu saja. Seharusnya aku lebih berhati-hati pada hal asing, yaitu kamu cinta. Padahal orang tuaku sudah bilang hati-hati dengan sesuatu yang asing. Tapi aku malah sibuk bermain denganmu. Padahal kamu pun tidak mengajak orang lain untuk bermain bersama dengan kita. Mengapa aku begitu percaya diri mengatakan perasaanku yang sebenarnya padanya, bukan begitu cinta?

Tapi itu semua memberiku pengalaman, baik manis mau pun pahit. Kamu mengajarkanku untuk berhati-hati dengan perasaanku sendiri. Kamu tidak akan seenaknya memenuhi hatiku jika tidak ada sebabnya.

Aku akan terus berusaha mengatasi perasaanku ini, agar kau dapat aku terima dengan senang hati memenuhi hari-hariku dengan kebahagiaan bersama dengan orang yang tepat. Terima kasih atas pelajaran yang telah kau berikan. Semoga aku tidak salah (lagi) memilih pasanganku kelak.

Akan ku tunggu kehadiranmu, cinta :)