Rabu, 02 Desember 2009

curhat boleh dong

gilaaaa udah lama banget ga ng-blog.. bahasanya mungkin agak beda dengan postingan sebelum-sebelumnya.. karna saat ini gue sedang sampai di titik jenuh dan ga tau mau cerita sama siapa.. kepenatan tuh bener-bener bisa bikin seseorang emosi ya.. akhir-akhir ini gue sering banget penat.. penyebabnya sih ga bisa dibilang karna gue punya masalah atau apa, tapi gue yang terkadang ga bisa menerima kenyataan yang ada atau ada orang lain yang ga memahami gue, dan itu jadi pikiran yang menumpuk di otak gue..

sebenernya apa sih yang menyebabkan gue jadi kaya gini? ya ya ya gue tau gue tipe orang yang ga bisa ga mikirin orang lain yang menyebabkan diri gue sendiri terbengkalai.. contohnya, gue suka banget lupa makan kalo mikirin masalah orang yang abis curhat sama gue.. tapi kalo gue lagi ga mikirin orang lain, pasti gue sedang dalam keadaan tertekan di mana orang-orang ga ada yang ngertiin gue, apalagi kemampuan gue..

gue tau manusia ga ada yang sempurna, dan gue salah satunya.. tapi apa orang lain ga ngerti hal itu? gue juga punya yang namanya batas kemampuan.. dan gue juga punya keinginan.. tapi kenapa terkadang orang di sekitar gue ga pernah memahami kemampuan dan keinginan gue? ya, gue tau orang yang ga memahami gue itu adalah orang yang ingin keinginannya terkabul lewat gue.. namun apa daya, gue ga mampu dan itu ga sesuai dengan keinginan gue.. so, jangan heran kalo gue suka meledak secara spontan

Selasa, 31 Maret 2009

senyummu, semangatku

Hmm... Senyum sahabat itu indah sekali yaa. Atau hanya perasaanku saja? Bila aku sedang sedih atau tidak bersemangat, dan tiba-tiba aku melihat senyum sahabatku, aku merasa lega dan langsung tersenyum kembali. Jika aku sedang sangat kesal sekalipun, aku akan luluh bila sahabatku, paling tidak satu orang, memperlihatkan senyumannya kepadaku. Aku tidak merekayasa hal ini. Ini yang terjadi pada diriku. Sebenarnya ada apa dibalik senyuman itu?

Aku merasa senyuman dapat memberikan suatu dorongan kepada diri kita untuk bersemangat kembali, apalagi senyuman itu kita dapatkan dari orang yang kita sayangi. Dan setelah melihat senyum mereka pun dapat merubah pola pikir, yang tadinya sedang sedih lalu langsung berpikir untuk apa kita sedih toh ada teman kita yang dapat menemani kita bersanda gurau, yang tadinya kesal lalu berpikir untuk apa kesal toh masalah itu tidak dapat selesai dengan kekesalan yang terus menerus. Yaa memang, setelah dipikir-pikir senyum itu tidak menyelesaikan masalah sepenuhnya, tapi paling tidak kita jadi tidak berlarut-larut di dalam kesedihan atau pun kekesalan.

Jadi intinya apa? Hmm, sebenarnya sih hanya sekedar meluapkan isi kepala saja. Pagi tadi, aku memulai aktivitasku dengan murung. Entah mengapa aku sedang lemas sekali hari ini. Tapi aku menemui beberapa sahabatku yang memberikan senyuman terbaiknya (menurutku) kepadaku. Tiba-tiba rasanya murung itu lenyap tanpa jejak. Lalu aku dapat menjalani hari ini dengan penuh keceriaan.

Hanya sekedar senyum loh. Aku juga tidak mengerti apa sebabnya. Sepertinya jika aku melihat sahabatku atau orang lain yang aku sayangi tersenyum terhadapku, aku mendapatkan energi mereka untuk ceria kembali (halaaah, apaan tau). Yaa aneh memang, tapi itulah yang kurasakan. Senyummu, semangatku itulah aku. Maka dari itu, aku amat menyayangi orang di sekelilingku. Karena mereka dapat membuat sesuatu yang berwarna gelap menjadi cerah, sesuatu yang kelam menjadi indah :) 

Jumat, 06 Maret 2009

posting lagi dan marah-marah, haha

Haaaaiiiii!!! Setelah sekian lama tidak posting, akhirnya bisa posting kembali. Maklum, orang sibuk jadi jarang punya waktu untuk mengetik dan menceritakan sesuatu. Hahahaha sombongnya saya. Mumpung saya lagi di rumah dan tidak ada kerjaan, jadi saya posting kembali.

Kali ini mau bahas apa ya? Hmm, bingung. Kemarin-kemarin banyak yang pengen dibahas, tapi karena saya lemah otak alias pelupa, jadi saya lupa mau membahas apa aja, hehehe..

Hmm, sebenarnya beberapa hari ini saya sering sekali kesal dengan orang-orang di sekitar saya. Salah satu penyebabnya adalah ketidaksukaan saya terhadap seseorang yang selalu negative thinking.

Entah kenapa orang tersebut lebih sering memikirkan sesuatu dari jeleknya saja. Apalagi jika itu berhubungan dengan seseorang. Astagaaa, rasanya saya ingin kabur saja setiap ada yang mengatakan hal yang menurut saya tidak benar itu. Menurutnya, semua pandangan yang dia punya itu yang paling benar. Padahal belum tentu begitu. Kalau memang orang tersebut memang mengenal baik orang yang menjadi korbannya ini (hmm, bingung juga mau disebut apa) tidak masalah. Tapi kalau orang tersebut hanya kenal "tampang" dan langsung menilai negatif saya amat sangat tidak suka. Memangnya tahu dari mana kejelekannya? Iya kan? Setuju kan?

Wah, saya amat memaksa ya? Hahahaha, maklum terbawa emosi. Ini baru penilaian terhadap orang lain. Nah, kalau sampai penilaian terhadap suatu acara bagaimana? Membuat seseorang yang tadinya ingin mengikuti acara tersebut malah tidak jadi karena kesal terhadap cerocosan orang lain yang hanya "omong doang tapi tidak berbobot dan belum tentu benar adanya".

Kesal sekali rasanya tidak jadi pergi hanya karena alasan itu. Aaaaaah!!!

Kenapa sih kebanyakan orang menilai sesuatu dari sisi jeleknya dahulu? Tidak semuanya pasti jelek kan? Sejelek-jeleknya orang atau sejahat-jahatnya orang pun pasti ada baiknya juga. Kenapa harus dilihat secara negatif? Padahal belum tentu benar dan tiada bukti. Huh! Sebaaal!!

Minggu, 04 Januari 2009

itik buruk rupa

Suatu hari, hiduplah sekeluarga itik yang bahagia. Kehidupan mereka selalu dipenuhi tawa dan canda. Namun, itu tidak dirasakan oleh salah satu anak itik tersebut semenjak ia berada di dunia.


Hidup itik itu berbeda dengan saudara-saudaranya. Setiap apa yang itik tersebut lakukan pasti selalu dinilai negatif. Entah mengapa. Ia selalu iri dengan teman-temannya yang hidup rukun dengan keluarganya. Ia hanya bisa menatap dan menyimpan rasa irinya dalam hati, "Andaikan aku seperti mereka."


Teman-teman yang bersimpati kepadanya hanya sedikit. Dan setiap si itik berkumpul dengan mereka pasti orang tuanya hanya menjelek-jelekkan mereka saja. "Sepertinya aku selalu salah, sebenarnya apa salahku? Apa yang harus aku perbuat agar mereka semua memandangku normal?"


Lelah rasanya menjadi si itik buruk rupa. Tiada yang mengerti perasaannya, kecuali teman-temannya. Namun, mereka tak dapat berbuat apa-apa, hanya bisa memberi dorongan semangat untuk temannya yang kurang beruntung itu. Itik pun hanya dapat berterima kasih kepada Tuhan karena masih ada yang dapat mengerti dirinya walau hanya segelintir temannya.


Sang itik buruk rupa pun dapat merasakan kejenuhan yang amat sangat. Jika ia sedang merasakan seperti ini, ia akan berlari menuju kolam lumpur. Hanya di sini ia mampu menumpahkan air mata beserta emosi di dalam jiwanya. Tiada yang mengetahui akan hal ini. Hanya dirinya dan Tuhan. Dan setiap kali dia mengunjungi tempat ini dia selalu berkata akan hal ini sambil menangis:
"Ya Tuhan, terima kasih Engkau telah mengizinkan aku untuk melihat dunia. Terima kasih Engkau telah memberikan aku teman-teman yang bersimpati kepadaku. Terima kasih Engkau telah memberikan aku keluarga yang mungkin akan lebih bahagia jika tanpa diriku yang hina ini. Namun aku belum merasakan bagaimana rasanya bisa bahagia. Apa yang harus aku lakukan agar aku dapat bahagia? Sekali saja aku ingin merasakannya. Atau memang ini takdirku untuk tidak dapat merasakannya dan hanya dapat melihatnya saja? Jika memang itu yang Engkau inginkan, aku hanya bisa berterima kasih padaMu. Terima kasih Engkau selalu membuatku belajar untuk sabar. Sabar dan menanti sampai aku dapat meraihnya."