Senin, 04 April 2022

Kalau Tanpa Kamu

kalau tanpa kamu...

aku hancur.


iya, hancur. ke mana lagi aku harus bergantung bila tiada lagi yang dapat diandalkan?


namun,

bersama kamu aku sakit.


iya, sakit. merasa diabaikan. merasa bertepuk sebelah tangan. padahal semua ini dimulai dari kamu, tapi kenapa sepertinya aku yang lebih mencintai kamu, sedangkan kamu tidak pernah bilang sayang aku.


katamu tidak usah dipermasalahkan.

sungguh ini masalah besar.

bersama dengan orang yang tidak mencintai kita kembali, rasanya menyesakkan. bayangkan, kita sibuk memberi, tapi tidak pernah menerima. lama-kelamaan kita menjadi kosong, seperti motormu yang sudah lama tidak diisi bensin, lama-lama rusak, kemudian hancur juga.


mungkin itu yang membuatku hancur.

merasa bodoh.

waktu sudah banyak dilalui bersama tapi tidak ada perubahan berarti.

wajar bila aku selalu meminta hakku untuk disayangi.

yang tidak wajar itu jika aku masih memberi kesempatan kepada seseorang yang tidak menggunakan kesempatan-kesempatan yang diberikan dengan baik.


entah apa salahku, sampai begitu sulit kamu terima. namun, tidak juga kau campakkan.


biarlah aku hancur. seperti lirik lagu banda neira,

yang hancur lebur akan terobati.


mungkin aku gila, karena di dalam hatiku masih berharap kamu yang akan mengobati. padahal realita sudah menampakkan, berharap pada manusia hanya menimbulkan luka. luka yang membuat aku hancur. seperti sekarang.


kalau tanpa kamu akan mengobati kehancuranku, mungkin ini saatnya aku menikmati kehancuranku untuk menemukan yang terbaik untukku.