Selasa, 28 Juni 2011

Maafkan Aku

Merasa bersalah. Tidak memanfaatkan waktu dengan baik malah marah-marah dan meminta banyak tuntutan.

Maafkan aku. Bukannya bersyukur kau ada disini tapi malah memperlakukan kau dengan buruk.

Tidak ada maksudku menyakitimu. Benar-benar tidak ada. Aku juga tak mengerti dari mana asalnya ketidaknyamanan itu datang.

Kau tau, aku mencintaimu. Sangat! Aku tak pandai berucap lisan, mungkin ini yang membuatmu tak puas akan ku. Sekali lagi maaf.

Kuharap, kau tak pergi. Pikiranku terbuka, juga mata hatiku, bahwa aku membutuhkanmu.

Lihatlah hasil tulisku terdahulu. Itu semua tentang kau. Kau yang sangat kuinginkan, hingga terkadang nafasku sesak memikirkanmu jauh dariku.

Aku mohon. Maafkan aku.

Minggu, 26 Juni 2011

Rasa yang Hilang

Filmnya begitu bagus. Happy ending. Semua bersatu kembali. Andai kehidupan ini semudah film, begitu mudah mengatur apa yang akan terjadi nanti.

Cerita yang berakhir bahagia begitu menyentuh. Apalagi bila menyangkut dengan orang terkasih. Euforianya begitu terasa. Hingga seperti kau masuk ke dalamnya, ikut merasakan apa yang terjadi, walau hanya sebagai pengamat.

Terkadang cerita atau film yang menyentuh selalu melibatkan emosi. Pendengar maupun penyimak dibuat bergelut dengan emosinya masing-masing. Tangis, tawa dapat terjadi, sesuai dengan dialog yang ada.

Tapi pernahkah kalian merasakan, "Andai kehidupanku seperti itu," ketika yang tersebut berakhir bahagia?

Sering kali hal ini terjadi padaku. Bisa dibilang aku ini seorang yang begitu mudah iri terhadap kebahagiaan orang lain. Apalagi yang menyangkut kata "kehangatan", "keharmonisan", "keluarga".

Bolak-balik menangis atau berkata, "Enaknya jadi kau," ketika seseorang atau bahkan hanya sebuah film menampilkan dan menceritakan tentang harmonisnya suatu keluarga. Kapankah aku dapat melakukan hal itu pula dan berbalik untuk membagikannya pada yang lain?

Rasanya "hangat" sudah menjauh dariku. "Harmonis" menentang keras berada di lingkup ini. Kapan terakhir aku merasakan kedua kata itu? Bahkan aku sudah lupa rasanya. Namun, hati kecil ini begitu menginginkan keduanya kembali. Berteriak-teriak untuk dipedulikan, tapi yang lain hanya acuh.

Begitu keringnya hati ini hingga rasanya hanya seperti kertas yang sudah lapuk digerogoti rayap, bila ditepuk akan hancur. Aku begitu merindukanmu "hangat" dan "harmonis", itu yang akan dikatakan hati bila dia bisa berkata. Begitu pula dengan aku.

Jumat, 24 Juni 2011

Teman Kecilku Tertimpa Musibah

Teman kecilku tertimpa musibah
Sungguh malang nasibnya

Teman kecilku tertimpa musibah
Mendapat fitnah yang tak menerima kenyataan

Teman kecilku tertimpa musibah
Terkekang oleh peraturan maya yang gamang

Teman kecilku tertimpa musibah
Dia adalah orang tertabah di dunia

Teman kecilku tertimpa musibah
Dia masih melewati hari dengan senyuman

Teman kecilku tertimpa musibah
Hanya bisa berdoa dan mendekap untuk memberinya semangat

Teman kecilku tertimpa musibah
Aku tau dia pasti bisa melewatinya

Minggu, 05 Juni 2011

Penyesalan

Jika dirunutkan dari awal,
terlalu banyak yang mungkin akan kusesali.

Tidak perlu jauh-jauh,
kita coba saja dari tahun ini.

Saat ku menjejak pada semester,
berharap dapat dilalui dengan kemudahan.

Saat kujejak tangah semester,
aku terengah,
mungkin aku salah jalan,
patutkah aku menyesal?

Sesalkah aku tidak mengambil langkah
untuk memutar balik kehidupan
dengan mencoba sesuatu yang berbeda?

Sesalkah aku tidak memanfaatkan yang ada
di kala senggang
maupun senyap?

Sesalkah aku menghadapi apa yang ada?

AKU MENYESAL!
Namun hati menjawab:
"Hidup itu penuh dengan pilihan,
ketika kau memilih, itulah hidupmu,
lalu apa yang harus disesalkan?
Hidupmu?
Jika kau menyesal,
itu tandanya
kau berharap
MATI!
Jangan pernah menyesal kawan!"


Sekian kata hati.