Senin, 06 Agustus 2012

Part 2

Resah dan gelisah. Sesampai di toko buku pikiranku tidak bisa fokus. Putra, Putra, dan hanya Putra yang terngiang-ngiang di dalam kepalaku. Menyesal rasanya mendapatkan pesan singkat dari Zara. Seharusnya aku tidak harus merasa gusar seperti ini hanya karena hal tersebut. Entah mengapa tetiba sedih, bahkan lesu.

Bruk! Aduh, malu banget bisa jatuh di jalan gara-gara bengong dan mikirin Putra. 

"Sorry, kamu gapapa?" sambil memerhatikan tangan yang terulur kepadaku, terdengar suara yang rasanya tidak asing di telinga. 

"Maaf Mbak?" setelah lama aku tidak menjawab dan hanya diam duduk di lantai tidak menyambut tangannya, lelaki yang kutabrak barusan bertanya kembali dengan nada lebih khawatir daripada sebelumnya.

Tersadar bahwa aku membuatnya khawatir, akhirnya aku mendongak untuk memperlihatkan bahwa aku baik-baik saja. Dan ternyata...

"Konny? Kamu Konny kan?" terpaku melihat siapa yang ada di hadapan mata membuatku sedikit kikuk. 

"Pu... Put... Putra?"

Merasa heran dengan kelakuanku, Putra tertawa renyah, "Hahaha, kamu kenapa sih Kon segitu kagetnya ngeliat aku. Kaya abis lihat hantu di siang bolong."

Dibantunya aku berdiri dan diambilkannya pula buku yang telah aku jatuhkan ketika peristiwa tabrakan itu terjadi.

"Hei hei, kenapa bengong aja sih?" dilambaikan tangannya di depan wajahku diiringi dengan munculnya senyuman yang paling tidak bisa aku lupakan. 

"Gapapa kok Put, cuma kaget aja setelah sekian lama kita ga ketemu malah ketemu disini," dengan segenap tenaga aku mencoba menjawab sewajarnya.

"Kamu kesini sama siapa?" tanyaku sembari mengambil buku-buku dari tangan Putra. 

"Hmm, sendiri sih. Kamu?"

"Sendiri juga, tadi dari sekolah mau mampir sebentar kesini, biasalah nyari ini nih," aku menunjukkan beberapa novel yang berada di tanganku.

"Belum berubah ya kamu, masih tetap mencari novel untuk mengisi waktu luang. Hmm kamu mau pulang bareng aku?" ada sedikit kebimbangan dari kalimat ajakan yang dilontarkan Putra. Sama seperti nada bicaranya ketika mengatakan dia sendirian datang ke toko buku ini.

"Boleh sih, tapi aku masih ada yang mau dicari. Kamu gapapa nungguin aku?"

"Sama kok. Yaudah, kita janjian di lantai dasar aja ya 20 menit lagi, gimana?" tanpa panjang lebar aku langsung menyetujuinya. Dan dalam hitungan detik kami langsung berpisah untuk bertemu 20 menit lagi.

Senyum langsung hinggap di bibirku setelah Putra meninggalkanku. Rasa resah yang aku rasakan tadi hilang seketika. Entah mengapa bahagia menyergap. Tanpa pikir panjang, aku segera mengambil ponselku untuk mengetikkan pesan singkat dan segera kukirimkan.

Reyna, tunggu ceritaku pukul 8 malam! Jangan jauh-jauh dari telepon ya ;)