Sabtu, 27 Juli 2019

BFF(s)

Alhamdulillah wa syukurillah, di pagi ini hamba bersyukur diberikan sahabat-sahabat yang sangat mengerti diriku. Kok tiba-tiba bilang begini? Sebenarnya ga tiba-tiba tapi baru diungkapkan saja sekarang. Apalagi sekarang hidup benar-benar bisa fokus dengan diri sendiri, jadilah lebih sering mensyukuri dan mawas diri terhadap berbagai hal yang terjadi.

Setelah terjun ke dunia peritelan, yang namanya ketemu teman-teman dekat itu adalah waktu yang super istimewa dan sangat dinantikan. Karena itu saat-saat untuk mewaraskan diri dan berkata, "Hei, you have a life too, Ay." Dan teman-teman yang bisa diajak sharing kehidupan saat ini juga ga banyak, dilihat dari sisi umur yang bedanya agak lumayan. Kalau dengan teman kerja, daku lebih banyak belajar habit mereka, dan apa saja yang sedang in di zaman sekarang. Tapi kan yang namanya belajar terus pasti lelah. Ingin juga meluapkan apa yang ada dalam diri ini. That's why sering pergi atau nonton sendirian untuk me time, atau ketemu teman-teman seumuran untuk sekadar haha hihi aja juga ga masalah. Terbaiknya sih kalau yang ditemui ya para sahabat, we can talk everything even without we say it out loud. Maksudnya?

Yang sudah mengenalku sih pasti paham, aku paling anti dengan keribetan dan keriuhan. Kalau ada plan mau ngapain langsung diungkapkan, sharing plan masing-masing, combine, then do it. Kalau lagi ga seide ya sudah, aku melakukannya sendiri atau cari teman lain yang seide. Sounds egoist? Mungkin, tapi ku paling malas dengan kata terserah. Satu kata itu yang terkadang merusak rencana. Jadi bikin malas untuk melaksanakan rencana yang sudah dibahas.

Dan muncullah sosok sahabat-sahabatku. Di mana mereka ini (walau tak semua) cukup paham dan bahkan sangat paham maksud serta tujuan dari apa yang aku ungkapkan, bahkan yang belum aku ungkapkan. Terkadang malah mereka yang mengucapkan apa yang ada dalam kepalaku. Seems weird, belum diomongin tapi sudah tahu tujuan dari obrolannya apa. Misal, sebut mau ke suatu tempat, sudah langsung terbayang di sana mau ngapain dan makan apa. Atau ketika berencana mau beli apa, sudah terpapar jelas apa yang mau dibeli, tidak lagi mencla-mencle ke sana ke mari. Kan hidup jadi lebih mudah, tak menguras tenaga, kita pun happy.

Jadi kalau menemukan aku ada di suatu grup hanya diam dan bilang terserah, tandanya bukan ga mau ikut repot tapi karena ajakannya terlalu bias. Pasti deh kalau ada yang ngajak ketemu aku langsung bertanya mau kapan dan di mana, terus mau ngapain aja. Terkadang dadakan is the best. Soalnya sudah jelas mau ke mana jadi ga buang waktu. Diomongin lama juga ga masalah asal ada konklusinya. Itu yang terjadi kalau ngobrol dengan para sahabatku. Everything is clear. Ga cuma obrolan: ih sombong banget sih; atau: kangen deh; tapi ga ada ujungnya. Gimana caranya bisa menuntaskan rasa rindu atau mengentaskan kesombongan kalau tidak ada pertemuan yang jelas?

Maafkan jikalau yang membaca malah bilang daku ribet, mungkin kamu memang bukan sahabatku 😋