Rabu, 02 Oktober 2013

Kirain Kamu yang.....

Judul di atas merupakan kalimat yang menyebalkan dan membuat sakit hati saja bagi saya. Bayangkan saja apabila kalimat tersebut ditambahkan kata kerja di belakangnya maka akan terdengar sebagai tuduhan. Misalnya, "Kirain kamu yang mendapatkan juaranya." Bisa membayangkan rasanya? Seseorang telah berharap kamu juara, tapi nyatanya sebaliknya. Mungkin orang yang mengatakan hal tersebut tidak ada maksud apapun, namun bagaimana perasaanmu yang telah merasa gagal juara?

Sudah dua kali saya mendapatkan pernyataan demikian. Pertama, di saat saya masih duduk di bangku SMA dan sedang menuju bangku kuliah. Saat itu hari ulang tahun saya yang hanya berbeda beberapa hari setelah pengumuman mahasiswa baru di salah satu perguruan tinggi negeri. Salah satu guru les saya mengucapkan selamat ulang tahun dan ucapan selamat diterima di perguruan tinggi tersebut. Kenyataannya, saya tidak diterima dan bahkan saya tidak memberi tahu orang lain selain orang tua dan sahabat-sahabat saya yang tidak berhubungan dengan guru les saya. "Kirain kamu dapet, soalnya katanya si "anu" kamu dapet loh." Dan saya cuma bisa jawab, "Ngga Mbak, bahkan saya ga bilang hasil pengumumannya sama si "anu"." Setelahnya, saya cuma bisa nangis di kamar mandi tidak berhenti hingga mandi selesai. Padahal saya orangnya jarang menangis, hanya gara-gara hal itu bendungan air mata saya bocor. Mengapa saya begitu sedih? Sederhana saja. Itu tes perguruan tinggi pertama yang saya ikuti dan juga merupakan perguruan tinggi pertama yang mengumumkan hasil tesnya pada saat itu. Perguruan tinggi ini benar-benar saya idamkan bertahun-tahun. Kenyataannya, diumumkan berdekatan dengan ulang tahun saya dan hasilnya nihil, saya tidak termasuk di dalam daftar mahasiswa baru mereka. Ditambah dengan munculnya gosip yang mengatakan bahwa saya mendapatkannya. Perasaan saya saat itu kesal oleh karena penyebar isu palsu yang mengumbar berita yang sebenarnya bahagia bila benar-benar terjadi tapi nyatanya hanya membuat luka di hati, dan kecewa karena hasilnya juga mengecewakan orang lain yang telah berharap saya lulus tes dan menjadi bagian dari perguruan tinggi tersebut. Tidak hanya saya yang kecewa. Itu yang membuat saya semakin sedih, menambah beban bagi mental dan batin. Kalau ingin tahu kelanjutannya, perjuangan saya sampai akhir untuk masuk ke perguruan tinggi ini tidak berhasil. Bisa dicek di postingan yang telah tenggelam oleh waktu.

Yang kedua... Terlalu pedih untuk diceritakan. Dengan kalimat seperti pada judul, saya dikira menjalin hubungan dengan seseorang yang benar-benar saya sayangi, namun nyatanya bukanlah saya yang menjadi pendamping mereka. Mereka? Ya, bukan sekali saya pernah merasa seperti ini. Jangan mulai mengasihani saya hahahaha. Mengapa bisa terjadi? Karena diawali dengan pertemanan biasa, lalu lama-kelamaan menjadi lebih dekat, dan akhirnya saya sayang #eh Namun mereka memiliki wanita lain untuk disayangi #eeh Jadi saya hanya bisa menyayangi mereka sebagai teman dan (mencoba) bahagia bila mereka pun demikian #eeeh

Intinya, saya ini orangnya sensitif #loh Semuanya bisa saya pikirkan walau hanya sekadar ucapan lalu yang mungkin menurut kalian hal itu biasa saja tapi ternyata sangat bermakna untuk saya. Jadi, jangan dipikirkan kata-kata saya, karena ini hanya celoteh asal. Sekian.