Jumat, 22 Maret 2019

Jangan Hanya Cintai Dirimu Sendiri

Jangan hanya cintai dirimu sendiri.

Mengapa? Kalau bukan aku, siapa lagi yang mencintaiku?

Orang lain.

Jangan bercanda. Tiada satu pun yang mencintaiku. Buktinya, sampai saat ini, sudah sewindu tak miliki kekasih.

Kau tidak berusaha mencintai orang lain?

Buat apa? Hanya sakit yang ku rasa bila ia tak juga mencinta padaku.

Itu karena kau mencintai orang yang salah.

Bagaimana aku tahu bahwa ia orang yang salah?

Bagaimana kamu mencintai dirimu sendiri?

Mengapa malah balik bertanya?

Jawab saja dulu. Katanya kau mencintai dirimu sendiri.

Bagaimana aku mencintai diriku sendiri... Dengan mencari kebahagiaan!

Misalnya?

Aku berdandan untuk diriku sendiri agar terlihat cantik. Dan berkata bahwa aku cantik agar aku lebih percaya diri.

Lalu?

Menonton film! Atau mendengarkan musik!

Apa lagi?

Banyak deh. Pokoknya aku melakukan banyak hal yang dapat membahagiakan diriku.

Nah, itu jawabannya.

Maksudnya?

Kan tadi kamu bertanya bagaimana kamu tahu kamu mencintai orang yang salah.

Lalu? Apa hubungannya?

Jika kamu tidak merasa bahagia, itu tandanya kamu mencintai orang yang salah.

Tapi...

Kamu bahagia dibilang cantik?

Bahagia.

Bahagia diajak menonton film?

Bahagia. Tapi, mencintai orang tidak semudah itu.

Tidak juga.

Lalu?

Apa yang kamu lakukan bila mencintai seseorang?

Malah bertanya lagi.

Jawab saja.

Tentu saja membuat ia bahagia.

Nah, itu tahu.

Lanjutkan. Kau selalu membuatku bingung.

Kamu ingin membuat dia bahagia karena kamu mencintainya. Namun, apakah kamu merasa dibahagiakan olehnya?

...

Cintailah seseorang yang juga membahagiakanmu.

Kau benar.

Kau tahu itu.

Ya.

Tapi kau menolak untuk tahu.

Tepat.

Buat apa memelihara rasa sakit? Katanya kamu mencintai diri sendiri. Rasa sakit tidak membuat bahagia.

...

Kau belum mencintai dirimu sendiri.

Mungkin kau benar.

Jangan. Lepaskanlah.

Beri aku waktu.

Tidak ada waktu.

Tapi...

Sudah, mari bergerak. Saatnya pindah haluan.

Bagaimana caranya?

Buka matamu lebar-lebar. Begitu melimpah di luar sana yang dapat membuatmu bahagia. Tentukan tujuan dan mari berpindah.

Baiklah. Mari dicoba.

Sudah siap?

Harus.

Baiklah, ayo berpindah!

Selasa, 19 Maret 2019

2019

Mungkin terlalu terlambat sebagai pos awal tahun. Namun, daripada tidak ada rekam jejak sama sekali.

Setahun ke belakang terlalu banyak kisah yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Kehilangan salah satu kakak perempuan yang menyusul papa menghadap Sang Khalik. Lalu di awal tahun ini mama menyusul. Hampa. Terlalu sering merasakan kehilangan, hingga akhirnya hati ini terasa kosong. Tidak tahu harus apa. Tidak tahu ingin apa. Sampai akhirnya saya sadar untuk memulai petualangan baru.

Kala itu, seorang sahabat memberi kabar mengenai pembukaan kelas untuk salah satu perusahaan ritel terbesar di Indonesia. Ia menyarankan agar saya ikut, mumpung umur masih mencukupi batas syarat pendaftaran. Ketika melihat mata kuliahnya memang cukup menarik. Hal-hal yang ingin saya coba, dan seperti tertantang apa saya mampu melakukannya. Akhirnya setelah izin kakak, saya daftar. Sepertinya ini pertama kalinya mendaftar sesuatu tanpa ada teman satu pun di dalamnya. Pertama kali masuk pun gugup. Apakah mungkin saya akan mendapatkan teman?

Jawabannya: BANYAK. Sangat bersyukur telah mengambil langkah yang tepat untuk mendaftar ke akademi yang hanya berlangsung selama dua bulan ini, satu bulan in class dan satu bulan lagi magang. Baru pertama kali merasakan bagaimana rasanya kemampuan diri saya dihargai banyak orang, disukai banyak orang. Masih suka tidak percaya dan denial bahwa saya tidak sebagus apa yang teman-teman (bahkan pengajar) apresiasi. Tapi teman-teman selalu mendukung saya dan akhirnya terbukti di awal bulan kedua saya mendapatkan nilai baik di beberapa mata pelajaran, juga menjadi nominasi murid terbaik. Sungguh tidak pernah saya duga sebelumnya.

Hal terbaik yang saya dapatkan di sini adalah teman-teman yang luar biasa. Baru kali ini bertemu orang-orang dalam waktu sebulan tapi terasa sudah lama sekali kenal. Mungkin karena selama sebulan penuh yang ditemui hanya mereka saja. Namun, bukannya bosan, malah sebulan terasa terlalu sebentar untuk bertemu dengan mereka. Dan mereka-mereka inilah yang membantu saya untuk kembali percaya pada diri sendiri bahwa sebenarnya saya bisa. Dukungan-dukungan dari merekalah yang saya butuhkan. Yang saya cari selama ini. Hingga akhirnya saya sadar bahwa banyak hal lain yang sebenarnya dapat saya lakukan tetapi tidak tersalurkan selama ini karena saya tidak pernah mencobanya.

Allah SWT memang akan selalu memberikan jawaban kepada kita di saat yang tepat. Saya kehilangan anggota keluarga saya hingga saya merasa kosong. Namun, di saat yang tepat pun Allah SWT memberikan keluarga baru untuk saya, yang dapat menemani hari-hari saya.

Dan sekaranglah saat yang tepat untuk bergegas. Bergegas mengerjakan segala yang ingin saya kejar. Mungkin pula dengan izin Allah SWT sekarang adalah saat yang tepat untuk merealisasikannya. Jangan pernah untuk menyerah lagi. Demi masa depan, yang tak ada lagi halangan, selain dari diri sendiri.

Semangat membentuk kenangan indah di 2019!