Senin, 28 Januari 2019

Semprul

Kemarin, setelah ngobrol-ngobrol bersama dua sahabat baik membahas soal (sebagian besar) jodoh, jadi makin tersadar akan satu hal. Saya itu tipe orang yang pasti. Kalau pergi mesti tahu harus ke mana, jam berapa, dan mau ngapain. Kalau tidak jelas, saya memilih tidak jadi atau tunggu sampai jelas. Sudah ditunggu tapi masih tidak jelas, atau setelah janjian tiada kabar, wah... sudah deh. Hati-hati saja. Aries yg egonya paling tinggi ini akan menunjukkan kemurkaannya.

Sama ketika menjalani suatu hubungan. Dulu pas punya pacar, kalau si pasangan sudah menunjukkan gelagat mau putus ya saya tanya langsung. Mau putus? Ya sudah sih tinggal bilang. Toh tak ada gunanya mempertahankan hubungan yang salah satunya tidak lagi memiliki rasa yang sama. Kalau dengan gebetan, pasti langsung tanya juga hubungannya mau dibawa ke mana. "Gila lo Yu berani banget." Mohon maaf nih, lelah juga kan menjalani hubungan yang tujuannya entah ke mana. Mending dari awal, kalau sudah timbul rasa, ditegaskan mau lanjut atau tidak. Susahnya adalah ketika ada yang mendekati saya dan saya tidak suka dengan caranya. Bisa-bisa pintu hati saya tidak akan terbuka sedikit pun. Malah mungkin akan saya usir.

Terus kalau putus dengan pacar atau tidak berlanjut dengan gebetan bagaimana? Ga baper? Ya baper dong, saya masih manusia punya hati. Tapi sebisa mungkin akal sehat saya mempengaruhi pikiran dan relung hati saya. "Buat apa mikirin orang yang ga mikirin kita sama sekali." Itu sih kuncinya. Lalu cari kesibukan atau malah cari kecengan baru hahahaha.

Namun, ada satu hal menyebalkan dalam diri saya. Saya itu gampang sayang sama orang. Terlalu ekstrem ya kata "sayang"? Hahaha, oke kita ganti dengan peduli. Saya tidak bisa tidak peduli dengan orang lain. Apa lagi terhadap orang-orang yang dekat dengan saya. Mau cuek tuh susahnya minta ampun. Makanya, saya suka minta kejelasan kalau dengan gebetan. Anehnya kalau sudah jelas tidak ingin lanjut, perasaan saya yang peduli ini bisa sirna begitu saja loh. Jadi kalau tanya kabar si anu si anu si anu yang pernah jadi masa lalu saya, saya tidak pernah tahu. Sudah tidak mengurusi. Tahu-tahu dapat kabar dari orang lain ada yang sudah menikah saja. Alhamdulillah kalau sudah bahagia bertemu jodohnya. 

Terus, intinya apa? Hahaha cuma mau bahas diri sendiri kok. Agak narsis sih tulisan ini. Tapi tak apalah, untuk cerminan diri di kemudian hari. Jadi mesti sabar sama orang, jangan sayang berlebihan dengan orang lain, dan tak usah pedulikan kata orang yang selalu bertanya, "Kapan nyusul?" InsyaAllah akan datang saatnya bertemu dan menjalin kasih dengan seseorang yang tidak plin-plan, bisa memecahkan masalah, tidak dibuat menunggu, serta patut diberi kasih sayang sepenuhnya. Oh, jangan lupa yang pasti harus beriman, kan harus jadi imam keluarga. Kalau ada yang memenuhi kriteria di atas boleh loh mendaftar, eh... hahahahaha malah jadi buka pendaftaran 😝