Senin, 20 November 2017

Doaku

"Sudah terpikirkan olehku
untuk menikahimu."

itu kata-katamu
beberapa bulan yang lalu

kemudian
hari bergulir
menjadi minggu
hingga bulan

menurutku
tiada perubahan
di antara kita
entah denganmu

aku tak mengerti
kata-katamu kala itu
berarti
atau
hanya ilusi

aku hanya dapat berdoa
hingga
kau
menunjukkan bukti
bahwa
ini
bukanlah mimpi

Kamis, 31 Agustus 2017

Sudah Cukup

sungguh
aku mencoba
untuk percaya
kamu bisa
aku bisa
kita bisa

tapi
setiap foto
yang kau pilih
hanya
menambah
tanda tanya

aku ingin percaya
aku ingin mencoba
kamu pun jua
tapi
mengapa
yang terlihat
sebaliknya?

air mata
mulai
mendesak
namun
kau tak pantas
mendapatkannya

Minggu, 27 Agustus 2017

Ini Apa

minggu lalu menyenangkan
menikmati film di bioskop
sambil menyantap popcorn dan minuman dingin

minggu lalu menyenangkan
mengisi perut hingga kenyang
sambil bercengkerama dengan hangat

tapi tidak hanya menyenangkan
ternyata juga membingungkan
hanya untukku
tidak denganmu

sudah lewat seminggu
tapi kata-katamu masih teringat jelas
gestur tubuhmu juga masih terpatri rapi dalam ingatan
aku hanya dapat berkata
ini apa?

ingin ku bertanya lebih jauh
tapi aku tidak mau mengganggu
tidak terlalu ingin berharap
karena harapanku selalu dipatahkan oleh kenyataan

tapi tetap saja
penasaran masih memenuhi pikiranku
sedangkan kamu
kembali menjadi biasa
kembali menjadi pribadi yang sulit ku rengkuh

lalu
sebenarnya
ini apa?

haruskah aku pikirkan?
haruskah kamu berikan penjelasan?
haruskah?

lagi-lagi
hanya kepastian
yang selalu tidak pasti

Selasa, 01 Agustus 2017

Review: Dove Original Light & Smooth Deodorant

Produk yang di-review hari ini bukan termasuk produk make up. Ini salah satu produk yang wajib digunakan setiap hari oleh saya, yaitu deodoran. Jadi ceritanya saya terpilih untuk uji coba menggunakan Dove Original Light & Smooth Deodorant dari Home Tester Club

Dove Original Light & Smooth Deodorant
Sumber: dokumentasi pribadi

Apa itu Home Tester Club? Kalian bisa cek sendiri di www.hometesterclub.co.id atau di instagram mereka @HomeTesterClubID. Intinya di sini kita bisa saling berbagi pengalaman dalam menggunakan suatu produk, dan jika beruntung kita dapat terpilih mendapatkan sampel barang untuk melakukan uji coba produk.

Ini bukan kali pertama saya mendapatkan sampel dari Home Tester Club. Biasanya saya melakukan review barang yang saya dapatkan hanya di akun instagram saya saja. Tapi setelah dipikir-pikir sepertinya lebih enak jika saya tuliskan di blog. Lebih lengkap saja rasanya. Jadi untuk selanjutnya jika saya mendapatkan sampel lagi, review-nya akan saya tulis di blog 😉

Sebelum saya bahas produknya, saya akan melakukan pengakuan bahwa ini pertama kali saya coba Dove Original Light & Smooth Deodorant. Ini juga yang jadi alasan saya mau mencoba produk ini. Selain itu, setelah mencoba produk Dove yang lain saya merasa bahwa tidak ada salahnya mencoba deodorannya, karena produknya yang lain juga menjadi favorit saya, seperti sabun cairnya. Tanpa panjang lebar lagi, saya akan mulai review-nya.

Harga
Tentu saja kali pertama ini sampelnya saya dapatkan gratis. Tapi saya lihat di minimarket harga deodoran ini sekitar Rp 20.000,- agak lebih mahal dari pada deodoran lain yang mudah ditemukan di minimarket juga. Sepertinya ini salah satu hal mengapa saya belum coba deodoran Dove. Karena masih banyak yang lain yang lebih murah. Tapi apakah pantas harga dan kualitas yang diberikan oleh Dove Original Light & Smooth Deodorant? Semua akan terjawab di akhir tulisan, hahaha. Jadi, tetap lanjut dibaca sampai habis ya.

Kemasan
Seperti kemasan Dove original pada umumnya, produk ini memiliki kemasan didominasi warna putih dan biru, dalam hal ini tutup deodorannya yang berwarna biru dan botol(?)nya berwarna putih. Sederhana. Dan saya suka hal yang sederhana. Tapi terlihat tidak murahan atau norak. Simple is the best! Kemasannya juga tidak terbuat dari kaca, jadi aman untuk dibawa traveling. Oh iya, deodorannya ini yang jenis roll on, bukan oles atau pun semprot.

Kualitas
Klaim yang tertulis pada kemasan Dove Original Light & Smooth Deodorant adalah melindungi 48 jam, dengan 1/4 mosturising cream khas Dove untuk kulit ketiak yang tak hanya lebih cerah, tapi juga lebih halus. Sayangnya saya tidak bisa membuktikan klaim ini 100%, karena tidak mungkin juga saya selama 48 jam tidak mandi demi membuktikan bahwa deodoran ini melindungi saya sepanjang hari. Ndak betah sist, berkeringat sedikit saja langsung gerah dan langsung pengen mandi, apa lagi kalau ga mandi dua hari. Walah....

Untuk bagian yang mencerahkan dan membuat ketiak lebih halus juga tidak dapat saya buktikan dengan akurat, tapi yang pasti selama pemakaian produk ini kulit ketiak saya tidak menghitam dan tetap terasa halus.

Malah saya merasakan kelebihan lain yang saya dapat selama pemakaian, yaitu bau badan berkurang. Mungkin ini termasuk dalam klaimnya yang melindungi selama 48 jam. Semenjak memakai Dove terasa sekali bau badan saya berkurang. Saya ini tipe orang yang gampang berkeringat. Jadi selalu mencari deodoran yang aromanya segar dan tahan lama biar ga cepat bau asyeeem dan bau matahari. Tapi sampai sekarang saya belum menemukan deodoran yang memenuhi kriteria itu, sampai akhirnya saya coba Dove deodoran. Dan gara-gara itu, saya jadi suka dengan deodoran Dove ini!

Selain itu, yang saya suka lagi dari Dove Original Light & Smooth Deodorant adalah tidak menimbulkan burket alias bubur ketiak. Malas banget kan kalau ada burket... Deodoran ini tidak bikin burket sama sekali. Juga tidak menimbulkan bekas di baju.


Kesimpulannya, walaupun saya tidak begitu merasakan apa yang tertulis di klaim produk, saya sudah jatuh hati dengan deodoran ini dengan kelebihan lain yang saya rasakan, yaitu mengurangi bau badan dan wanginya cukup tahan lama. Walaupun harganya (yang saya rasa) cukup mahal dibanding deodoran kebanyakan, kemungkinan besar saya akan tetap membelinya karena dapat mengatasi masalah bau badan saya akibat keringat berlebih.

Jadi, saya merekomendasikan Dove Original Light & Smooth Deodorant kepada teman-teman sekalian karena saya cukup puas dengan hasilnya. Deodoran Dove ini tidak hanya yang original loh, ada juga varian lain. Teman-teman sudah ada yang coba? Bisa loh beri komentar di bawah sini 😁

Selasa, 25 Juli 2017

Pertemanan

Pertemanan zaman sekarang tuh sulit ya. Kalimat pembukanya langsung bikin emosi ga sih? Terus setelah pos ini dibaca teman-teman saya langsung memutus pertemanan. Hahahahaha.

Jujur saja, sekarang itu (sekitar sudah 24 tahun hidup di bumi) saya merasa teman saya semakin sedikit. Teman secara realita ya maksudnya. Yang bukan hanya bertemu di sosial media saja. Kalau pun buka aplikasi chat yang isinya penuh grup besar sering kali chat mereka menumpuk dan membuat saya malas membukanya. Atau lebih suka menanggapi secara personal ke orang yang bersangkutan jika sedang ada isu yang dibicarakan. Terlebih jika ada ucapan ulang tahun, pernikahan, atau duka cita. Maaf, bukannya ga mau mendoakan atau didoakan, tapi jika hanya melihat ucapan dan doa yang hanya dicopas alias copy paste kok rasanya saya malah jadi sebal bukannya senang sudah didoakan.

Terlebih saya merasa seperti hanya dapat basa-basi saja. Hanya formalitas. Atas nama pertemanan atau solidaritas. Mungkin ada yang membaca dan mengatakan, "Ngomong doang lo, gue aja ga pernah lo chat personal kalau gue ada acara." Wets, jangan salah. Bukan berarti saya tidak mendoakan. Setiap ada berita semacam itu saya selalu berusaha meluangkan waktu untuk hadir. Namun, apabila memang tidak memungkinkan untuk hadir saya pasti mendoakan kebaikan kepada kalian. Tapi sayangnya saya tidak memperlihatkannya. Karena itu tadi, saya tidak suka basa-basi. Langsung aksi, tak perlu banyak cakap.

Kemudian ada lagi omongan, "Sekarang lo sedih temen lo sedikit, tapi setiap diajak jalan ga pernah mau." Bukan, bukan tidak mau. Biasanya saya menolak ikut dikarenakan tidak nyaman. Tidak nyaman di sini beragam ya. Tidak nyaman dengan orangnya, tempatnya, waktunya, atau lainnya. Kalau waktu, biasanya saya tidak akan mau jika acaranya malam hari. Sedangkan tempat, bergantung dengan jauhnya dan kondisi kantong. Tapi kalau orang, lebih kepada saya yang lagi-lagi sedang tidak mau berbasa-basi.

Mungkin saya saja yang semakin tua semakin sensitif. Saya juga pernah kok datang ke suatu acara yang sebenarnya kalau bukan karena teman dekat saya yang mengadakan saya tidak akan datang. Padahal acaranya juga ramai dengan teman-teman saya yang lain. Tapi namanya juga sudah tidak nyaman, saya selalu mencari tempat sepi untuk melipir. Istilahnya untuk mencari udara segar. Tidak perlu basa-basi atau main smart phone untuk menghindari obrolan. Semakin sering melihat saya menghilang atau main smart phone tandanya saat itu saya sedang tidak nyaman.

Saya orang yang menghargai pertemuan kok. Sebisa mungkin saya tidak akan menengok smart phone jika bertemu dengan teman. Bahkan berfoto saja saya jarang kalau tidak diajak terlebih dahulu. Walaupun terkadang saya sedih sih tidak punya jejak memori pertemuan berupa foto karena saya yang tidak suka berfoto. Tapi setidaknya saya menikmati setiap detiknya di dalam pertemuan itu. Dari pada sibuk berfoto kemudian pilah-pilih yang mana yang harus di pos di media sosial, tapi ketika sampai di rumah tidak tahu keadaan teman yang sedang diajak foto itu.

Mungkin model pertemanan saya ketinggalan zaman. Tidak melulu dipos ke media sosial. Hanya butuh didengarkan dan mendengarkan. Dibantu dan membantu. Saya juga tidak anti media sosial kok. Jika menurut saya pantas untuk diabadikan dan diperlihatkan pada orang lain pasti akan saya pos di akun saya.

Mungkin saat ini saya sedang egois. Sedang ingin dimengerti. Soalnya lelah harus pura-pura baik setiap bertemu hahaha. Teman macam apa saya. Ya intinya kalau ada yang merasa saya menghindar itu tandanya saya sedang tidak nyaman saja. Suatu hari nanti pasti saya akan menghadapi kalian dengan diri saya seutuhnya. 

Senin, 12 Juni 2017

Pikiran

Terkadang aku berpikir...

Setiap bayi yang lahir di dunia ini tidak bisa memilih dengan siapa kelak yang akan menjadi ayah ibu mereka.

Ayah dan ibu pun tidak bisa memilih seperti apa kelak bayi yang akan lahir dari dalam rahim sang ibu.

Semua sudah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa.

Lalu, apakah adil seorang manusia hidupnya ditentukan oleh manusia lainnya?

Tanpa memandang kemampuan dan kemauan seseorang, mereka hanya mengeluarkan ultimatum apa yang harus ia lakukan.

Walaupun seseorang ini telah mengeluarkan isi hatinya, semampu apa yang bisa ia lakukan dan apa yang ia ingin lakukan.

Namun mereka tetap bersikukuh pada pikiran mereka.

Tanpa tahu seseorang tersebut hanya berjalan di tempat, karena ia tak lagi mampu dan tiada lagi hasrat untuk melakukannya.

Apa gunanya seseorang itu telah mengatakan yang sejujurnya akan tetapi mereka tidak sedikit pun memberikan pengertian?

Terkadang, aku penasaran dengan garis hidup yang Tuhan akan berikan.

Untuk menolong kasus seperti yang dialami seseorang ini.

Apa yang terbaik untuknya?

Tetap bertahan dalam penjara tak terlihat?

Atau mencoba membebaskan diri dan berusaha meraih yang diinginkan?

Karena banyak yang berkata belum tentu yang kita inginkan adalah yang terbaik untuk kita.

Salah satu penyebab seseorang ini belum melarikan diri untuk bebas adalah takut.

Ya, takut.

Takut tidak sesuai rencana.

Takut ternyata melakukan yang diinginkan tidaklah sejalan dengan takdir Tuhan.

Mengapa mesti takut? Tanya kalian.

Karena seseorang ini telah terbiasa mimpinya dimusnahkan.

Karena seseorang ini selalu dilihat sisi jeleknya.

Karena seseorang ini tidak pernah diizinkan mencoba melakukan apa yang ia suka.

Karena seseorang ini selalu disumpal dengan berita buruk dari sekitar.

Lalu, kapan seseorang akan merasa bahagia? Tanyamu lagi.

Aku pun masih menanti jawabnya.

Atau jawabNya.

Kamis, 01 Juni 2017

Review: City Color Cosmetics Contour Effects Palette

Sebelumnya mau menegaskan dulu kalau saya bukanlah beauty blogger yang sudah sangat mengerti dunia per-make-up-an. Saya cuma penikmat kosmetik yang hobi corat-coret muka ketika tidak ada kerjaan. Jadi saya harap jika ada yang baca postingan saya ini dan bilang saya sok tahu, ya maaf saja. Saya hanya sekadar berbagi pengalaman dalam menggunakan produk yang saya pakai :) Tak perlu berlama-lama lagi, saya mulai review-nya!

Sepertinya jika dilihat dari produk yang tertera pada judul, saya termasuk golongan yang telat banget baru mencoba produk ini. City Color Cosmetics: Contour Effects Palette ini sudah banyak yang menggunakan dari beberapa tahun lalu. Lalu kenapa saya baru coba sekarang? Soalnya dulu saya belum merasa ingin mencoba dan belum merasa butuh. Tapi akhir-akhir ini saya merasa agak tembem, jadi..... Yaa lumayan usaha untuk meniruskan pipi gitu ceritanya. Tapi saya tahu diri belum pernah coba contour muka. Akhirnya saya cari-cari produk yang harganya bersahabat dan mudah digunakan untuk pemula seperti saya. Dan saya pun memutuskan untuk mencoba produk ini.

Produk ini sebenarnya ada dua jenis, Contour Effects Palette dan Contour Effects 2 Palette. Perbedaannya adalah (berdasarkan keterangan dari online shop tempat saya membeli produk) untuk Contour Effects Palette memberikan hasil matte sedangkan untuk Contour Effects 2 Palette memberikan hasil dewy. Maka saya memilih untuk membeli yang memberikan hasil matte dikarenakan wajah saya yang cenderung berminyak.

Harga
Produk ini harganya sangat bersahabat. Hanya berkisar di harga Rp 100.000,- sudah mendapatkan satu set untuk contour, bronze, dan highlight. Jadi tidak perlu pikir panjang untuk membelinya.

Kemasan
*sebelumnya maaf kalau fotonya kurang cantik* *maklum belum biasa*
Pertama, saya mau bahas kotak pembungkusnya dulu. Berikut akan saya suguhkan tampak atas dan bawah kotaknya.

Tampak Atas
Sumber: dokumentasi pribadi
Tampak Bawah
Sumber: dokumentasi pribadi

Sesungguhnya saya sangat suka dengan desainnya, baik kotak pembungkusnya mau pun kotak produknya. Sederhana, dengan warna dominan hitam dan tulisan berwarna silver di bagian atas, produk ini terlihat berkualitas, jadi seperti barang mahal hehehe. Lalu, di bagian bawah kotak diberikan gambar contoh dan keterangan penggunaan produk. Lumayan membantu untuk pemula seperti saya.

Tempat Produk
Sumber: dokumentasi pribadi

Untuk tempat produknya kurang lebih desainnya sama dengan kotaknya. Jadi saya tetap suka. Dan kotak serta tempat produk ini tampilannya doff, memberi kesan tidak murahan. Tempat produknya ini bila ditutup tidak akan mudah terbuka. Maksudnya, ada kan produk kosmetik yang tempatnya mudah terbuka bila diletakkan di dalam pouch menyebabkan produknya tercecer ke mana-mana. Sedangkan produk ini tidak. Selama ditutup dengan rapat sampai bunyi "klik" maka produk akan aman di dalamnya. Sebenarnya produk yang saya dapat ini adalah model baru. Ada beberapa perbedaan dengan model lama, di antaranya yang terbaru ini dilengkapi dengan cermin di bagian dalam. Dapat dilihat di foto selanjutnya.

Bagian dalam Produk
Sumber: dokumentasi pribadi
Di bagian dalam produk, terdapat plastik transparan yang bertuliskan nama masing-masing produk. Ini berguna untuk orang awam yang belum bisa membedakan bronzer dan untuk contour. Selain itu plastik ini juga menjadi penghalang produk dengan cermin, sehingga produk tidak mengotori cermin.

Kualitas
Pigmentasinya sangat sangat sangat bagus. Tapi ini bisa menjadi nilai plus atau minus untuk produk. Dengan warnanya yang sangat keluar ini membuat kita harus berhati-hati menggunakannya. Satu kali poles saja warnanya langsung terlihat dengan jelas. Berikut saya tunjukkan contoh warnanya.

Kualitas Warna Produk
Sumber: dokumentasi pribadi
Jadi cukup sedikit saja mengambil produk untuk diaplikasikan ke muka. Kelebihannya, dengan penggunaan yang hemat ini produk jadi dapat dipakai dalam waktu lama. Selain warna dengan pigmentasi yang tinggi, produk ini juga sangat powdery. Sebenarnya ini agak sedikit mengganggu untuk saya, soalnya setiap setelah pemakaian pasti tempat produk langsung kotor. Selain itu tidak jarang jika melakukan pembelian secara online produk akan pecah, saya rasa itu juga dikarenakan produk yang sangat ringkih karena sifatnya yang powdery itu.

Selanjutnya, saya akan review saat pemakaian di wajah saya ya. Kulit saya sebenarnya tidak terlalu putih, bisa dibilang mendekati sawo matang. Untuk bronzer-nya di kulit saya warnanya agak terlalu merah, dan highlighter-nya terlalu putih. Mungkin ini masih bisa diakali ya dengan banyaknya produk yang digunakan. Kemudian juga produknya agak sulit di-blend. Tapi tidak menutup kemungkinan itu karena saya yang masih amatir menggunakannya, saya juga baru mencoba 2-3 kali. Nanti kalau sudah terbiasa menggunakannya akan saya update di sini. Tapi jika tidak ada perubahan itu tandanya saya pasrah hohoho......

Yak! Begitulah review produk City Color Cosmetics Contour Effects Palette versi saya. Semoga membantu para pembaca untuk menentukan akan membeli produk ini atau tidak. Kurang lebihnya mohon maaf, karena keamatiran saya. Semoga membantu pembaca sekalian!


!!!UPDATE!!!
Seperti yang saya janjikan di atas, bila saya sudah mengerti cara menggunakannya, saya update kembali di sini. Dan... saya jadi suka produk ini! Tipsnya adalah cukup ambil produk sedikit saja, cukup satu atau dua ketuk kuas. Hasilnya memuaskan kok. Mudah di-blend juga. Karena penggunaan yang sangat irit ini produk jadi dapat digunakan dalam waktu lama. Intinya saya merekomendasikan produk ini untuk teman-teman yang mau belajar mengkontur muka.

Selasa, 23 Mei 2017

Harus Bagaimana

Sudah terlalu lama perasaan ini ku pendam. Sekitar dua belas tahun. Semua bilang itu cinta monyet. Lalu, mengapa tidak bisa lupa rasa nyaman bersamamu jika memang benar ini hanya cinta monyet?

Dua belas tahun tidaklah sebentar. Lebih dari sewindu. Sudah sering kali aku mencoba menghilangkan rasa ini. Sudah beberapa kali pula hatiku mencoba beralih kepada lelaki lain. Namun, entah mengapa hati ini kembali menuju kepadamu.

Setiap kisah cintaku yang lain pasti berakhir dengan adanya kamu di sisiku. Salah seorangnya pernah berkata kepadaku bahwa dia cemburu melihatku bersama kamu. Aku sudah katakan kita hanya sahabat. Tapi dia tidak percaya. Karena, lagi-lagi katanya, aku melihat kamu tidak seperti aku melihat dia. Ada sesuatu yang spesial yang terpancar dari mataku, katanya.

Apa? Ini apa? Mengapa orang lain bisa melihatnya sedangkan kamu tidak?

Sesungguhnya aku pun tidak meminta agar kita bersama. Karena sejujurnya dari hatiku yang terdalam tidak meminta demikian. Ada satu hal di dalam diri kamu yang sebenarnya menjadi alasan besar untuk menghapus perasaan ini. Tapi mengapa aku masih saja menyimpan rasa ini?

Mungkin karena aku bodoh. Aku sudah terlalu nyaman dengan kehadiran kamu. Dan aku tidak ingin kehilangan kamu. Karena kehilangan hanya membuat rasa sakit saja. Yang obatnya pun belum tentu ada.

Sebaiknya aku harus bagaimana? Tetap menyimpan rasa ini? Apakah kamu merasa nyaman dengan perasaanku yang seperti ini? Atau aku harus menghilangkan segala rasa yang ada? Dengan cara apa? Jikalau kamu masih tetap selalu ada dalam suka dukaku.

Aku tidak mengharapkan perpisahan di antara kita. Karena terlalu banyak yang terikat di antara kita. Semua akan kacau balau bila kita saling berseteru atau memutus ikatan. Semua akan bertanya-tanya tentang kita.

Tidak. Tidak. Aku tak akan siap. Aku tak akan siap bila harus kehilangan kamu juga yang lain. Karena bukan hanya kamu yang berarti, yang lain juga. Tapi memang kamu ku anggap lebih dari pada mereka.

Lalu aku harus bagaimana? Tetapkah ini hanya menjadi memori terindah dalam pikiranku? Ataukah ada keajaiban kamu akan menjawab hatiku?

Kembali, waktu yang akan menjawab semua tanyaku.

Senin, 17 April 2017

Ulang Tahun

Sudah 24 tahun. Nyaris seperempat abad. Tidak ada yang spesial. Ibu saja lupa dan malah menoyor kepala saya.

Benar-benar tidak ada yang spesial. Ayah pun sudah tiada, yang biasanya paling heboh kalau anaknya berulang tahun. Ucapan dan doa yang dihaturkan juga tidak banyak. Hanya dari saudara-saudara dan sahabat terdekat. Bisa dihitung jari yang benar-benar mengucapkan dari lubuk hati terdalam.

Kue ulang tahun dan tiup lilin juga tidak ada. Mau merayakan dengan siapa. Semua sibuk dengan liburan panjang. Ya, nasib.

Saya sebenarnya sudah biasa untuk tidak menggembar-gemborkan tentang ulang tahun. Malu saja sama umur. Masa masih mau pesta seperti anak kecil. Paling ujung-ujungnya cuma tiup lilin bersama ponakan-ponakan yang ingin menyantap kuenya. Yang penting mereka senang.

Bukan, saya bukan pundung. Saya hanya terhenyak. Sangat, sangat terasa bahwa semakin tua semakin terlihat teman-teman saya semakin sedikit.

Ego saya yang masih kekanak-kanakan berpikir, "Lihat saja nanti, kalau mereka ulang tahun saya juga tidak mau memberi ucapan dan doa." Balas dendam. Padahal mereka peduli saja tidak dengan saya. Saya hanya melakukan hal sia-sia. Menguras mental dengan dendam.

Lalu, apa sebaiknya yang dilakukan saat ulang tahun? Refleksi diri. Sudah seberapa bahagia diri saya selama ini.

Tahun ini sangat berbeda dari sebelumnya. Semakin sedikit yang mengucapkan dan mendoakan saya malah semakin banyak mendapat "teguran" hidup. Hingga saya bersyukur memiliki teman-teman yang berharga masih mau mengingatkan tentang kehidupan.

Hidup juga tidak selalu di dunia. Akhirat juga perlu dipikirkan. Harus dipikirkan. Karena kelak kita akan abadi di sana. Bukanlah di dunia.

Menabung untuk kehidupan akhirat juga masih terus saya pelajari. Sulit. Sangat sulit. Sering kali kita hanya memikirkan untuk kepentingan dunia. Sabar dan ikhlas saja sungguh tidak mudah. Masih terus belajar dan belajar.

Pelajaran yang didapat dari ulang tahun ke 24 ini sangat membuka mata saya. Saya harus lebih banyak bersyukur dan bahagia. Tidak lupa untuk terus sabar dan ikhlas dalam setiap keadaan.

Terima kasih untuk teman-teman yang selalu mengingatkan. Semoga kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik ke depannya. Dan kelak menjadi ahli surga. Aamiin...

Selasa, 14 Februari 2017

Teruntuk Bosse Baik Hati

Halo Bosseeeee!

Bosse apa kabar? Di sana ketemu papa aku ga? Kalau ketemu tolong bilangin Papa boleh ya anaknya jadi penulis. Atau kerja di penerbitan gede deh. Pokoknya kerja di dekat novel-novel. Karena secinta itu aku sama novel. Tolong ya Bosse bilangin ke Papa. Soalnya aku di sini masih takut mau bilang sama Mama. Kali aja nanti kalau Bosse bilang ke Papa aku nanti Papa bilangin ke Mama lewat mimpi hehehe.

Bosse, pas Bosse "pergi" aku turut sedih loh. Padahal kita ga saling kenal (walaupun aku pernah beberapa kali lihat Bosse tapi ga berani manggil, soalnya takut dikira sok kenal hohoho. Tapi pasti abis itu aku nge-tweet ke Bosse kalau aku lihat Bosse dan Bosse pasti jawab dengan "Kok ga manggil aja?" Bosse ramah banget sih huhuhu). Sedihnya pertama karena kalau tidak salah Bosse baru menikah. Aku ga kebayang gimana rasanya jadi istri Bosse. Pasti kehilangan banget. Aku yang ditinggal Papa aja sampai hari ini masih suka sedih dan merasa kehilangan, padahal sudah hampir 9 bulan Papa pergi menghadap-Nya.

Alasan kedua yang membuat aku sedih adalah aku takut ga ada lagi yang mengurus @PosCinta. Ga ada lagi momen #30HariMenulisSuratCinta. Tanpa disadari #30HariMenulisSuratCinta yang membuat blog aku terisi dengan tulisan baru, walaupun aku belum pernah full ikut 30 hari. Tapi setidaknya #30HariMenulisSuratCinta menjadi wadah aku untuk lebih sering menulis. Dan tahun ini aku full nulis surat cinta dalam seminggu. Ternyata ada kepuasan tersendiri ya kalau berhasil mencapai garis finish. Aku jadi termotivasi untuk membuat tulisan baru. Semoga aku berhasil ya Bosse!

Bosse orang yang beruntung ya. Karena aku lihat (di Twitter) banyak yang sayang sama Bosse. Pasti hari ini juga banyak yang kangen banget sama Bosse dan kirim surat untuk Bosse. Mereka juga pasti tidak lupa mengirimkan doa untuk Bosse agar Bosse dapat tenang di sana dan mendapatkan tempat terbaik di sisiNya. Aamiin.

Sudah dulu ya Bosse baik hati. Terima kasih telah membuat project #30HariMenulisSuratCinta. Tanpa Bosse mungkin blogku sepi karena hanya ada satu dua tulisan. Semoga project ini dapat terus berjalan sampai kapan pun dan membuat orang-orang semakin gemar untuk menulis juga membaca. 

Rest in peace, Dear Bosse

Senin, 13 Februari 2017

Terima Kasih!

Assalamualaikum Kak Ririn,

Seperti nasi tanpa garam kurang enak kurang sedap (kok jadi nyanyi....), kurang lengkap rasanya kalau tidak mengirim ke tukang pos kesayangan. Jadi surat ini aku dedikasikan untuk Kak Ririn! Yeeeeeaaaaahhhh!!! *bakar petasan* *bakar kembang api* *bakar rumah* #eh

Terima kasih loh Kak Ririn selalu mengantarkan suratku. Sampai begadang nganterin surat yang numpuk. Bahkan tiap selesai anter surat sudah ada surat baru yang masuk.

Walaupun Kak Ririn tukang pos baru, tapi selalu maksimal bacain dan kasih komentar setiap surat yang dikirim. Aku jadi terharu :')

Terima kasih Kak Ririn atas kerja kerasnya. Karena kalau bukan karena Kak Ririn belum tentu suratku akan terpilih.

Terima kasih banyak pokoknya. Semoga Kak Ririn sehat selalu dan dapat terus membagikan keceriaan di twitter (walaupun kadang aku lama mengerti maksud dari tweet kakak.....) dan di realita.


With ❤,

Ayu.

Minggu, 12 Februari 2017

Hai Sist!

Halo halo!

Males sih sebenarnya nulis surat buat lo. Secara hampir tiap hari kita bertukar cerita yang sebenarnya topiknya hampir sama. Keluhan, galau, sedih, senang, nyindir, buku, samyang murah, tempat makan hits, jodoh, sampai politik kita omongin. Ga bakal abis deh bahan obrolan, apa lagi kalau telepon atau temu.... Bisa dower bibir. Untung pulsa dan waktu menyelamatkan kita dari kedoweran.

So, sekarang mau bahas apa? Gue mau nanya aja deh. Kita bisa deket awalnya gara-gara apa ya? Perasaan pas SD cuma sekelas dua tahun dan ga pernah sebangku. Sekelompok pramuka juga ngga. SMP, SMA, kuliah ga bareng. Tahu kan gue pelupa. Tapi satu hal yang gue ingat adalah pas kelas 6 gue sedih banget terpisah dari lo (dan yang lain). Jadilah gue sering banget main ke kelas lo setiap istirahat.

Kenapa ya kita bisa awet temenan? Atau karena kita udah terbiasa ldr? Hahahahahahaha! Bahkan gue yang dulu ldr-an sama pacar aja bisa putus (walaupun dianya yang pengen putus, gue mah nerima aja. Ngapain juga jalanin hubungan yang salah satunya merasa tertekan, ye ga?). Kok jadi cur.....

Saking awetnya nih lo sampai menganggap gue belahan jiwa lo (sumpah ya ini gue merinding bin geli bin jijik ngetiknya!). Walaupun gue mau jijik kaya apa, tapi emang kita udah se-klop itu. Entah kita yang keseringan main bareng atau gimana, nasib aja bisa samaan. Sesama itu!
Ada baiknya sih dengan nasib kita yang sama ini. Kita bisa saling kasih semangat satu sama lain. Dan yang terkocak adalah kita bikin taruhan siapa yang mengubah status duluan hahahahahaha! Sempat kepikiran untuk nanti kita nikah satu pelaminan biar irit. Tapi sama jodohnya masing-masing. Kan lagi hits tuh nikah bareng-bareng. Emang kacau ya otak kita!

Satu pesan aja buat kita: semoga tetap bisa saling support sampai tua! Sudah banyak memori lebih dari 15 tahun yang kita bagi. Semoga akan tetap terus ada cerita lainnya sampai genap 20 tahun dan seterusnya.

Ga perlu panjang lebar dan kata-kata manis (because i'm not used to it. Mikirinnya aja udah merinding) buat menutup surat ini. Tapi lo pasti tahu seberapa berartinya lo buat gue atau gue buat lo (hoeeeeek.....).

Udah ah. Bye sista from another mother and father!

Sabtu, 11 Februari 2017

Dear O

Dear O,

Aku bingung harus membuka surat ini seperti apa. Terlalu banyak yang mau diungkapkan. Atau harus aku mulai dengan kalimat basa-basi seperti 'Apa kabar?'. Baiklah, aku mulai seperti itu saja.

Apa kabar? Bagaimana hari-harimu di sana? Sudah menemukan bule lucu buat aku?

Sebagai pembuka aku ingin mengucapkan banyak terima kasih karena walaupun kita terpisah benua tapi kamu tetap mau menampung berbagai ceritaku. Dari yang aneh sampai yang tidak penting. Sama saja ya? Hahahahaha.

Aku bersyukur sekali bisa bertemu dan akhirnya mempunyai sahabat seperti kamu. Beruntung karena kos kita dulu berdekatan. Menambah intensitas kita untuk saling bertemu atau ke kampus bersama. Jadilah kita dekat, bukan begitu?

Mungkin kamu tahu sendiri aku sulit nyaman bersama orang lain. Walaupun teman-teman kita menganggap aku dekat dengan banyak orang. Tapi dekat belum berarti nyaman. Dan denganmu aku merasa dekat dan nyaman untuk berbagi apa pun tanpa merasa segan atau malu. Aku pikir ini hal yang langka di umur pertemanan yang masih enam tahun. Karena banyak temanku yang sudah berhubungan lebih dari sepuluh tahun dan aku masih belum bisa membuka diri kepada mereka. Selamat ya kamu terpilih mendapatkan kepercayaanku!

Satu hal lagi yang aku syukuri, mendapat teman dengan hobi yang sama: sama-sama suka membaca novel. Sering kali kita mendiskusikan novel baru atau novel-novel lain yang kita miliki. Dan yang paling menyenangkan adalah ketika kita berburu tanda tangan dan foto bersama penulis. Aku masih ingat kita berlari dari lantai tiga hingga lantai satu untuk mendapatkan tanda tangan Kak W. Lalu mendatangi acara kampus yang mendatangkan tujuh (tapi yang datang cuma enam) penulis yang juga kita sukai novelnya, dan tentu saja kita berburu tanda tangan serta foto dengan mereka. Satu lagi, kamu menemaniku ke acara temu sapa penulis favoritku padahal kamu tidak suka tulisannya. Ya, selera novel kita cukup berbeda. Kamu suka dengan novel-novel sastra atau biasanya aku sebut novel berbahasa tinggi. Sedangkan aku lebih suka yang sederhana namun menyentuh.

Sudah sekitar enam bulan kamu di sana. Jarak ini membuat aku memikirkan banyak hal yang membuatku takut dan khawatir. Aku takut kamu menjauh dariku. Khawatir pula akan berkurang tempat ku berkeluh kesah dan berbagi bahagia. Bodoh ya aku mengkhawatirkan hal seperti ini. Padahal sudah terpisah jarak ribuan kilometer saja kamu masih mau mendengarkan ceritaku. Tidak seharusnya aku mengkhawatirkan hal seperti ini. Karena aku percaya kamu tidak akan berubah.

Terima kasih kamu sudah mau menjadi temanku. Maaf jika terkadang aku mengesalkan. Semangat dengan studimu (studiku juga). Semoga kita dapat menjaga pertemanan ini hingga kakek nenek ya. Jaga dirimu baik-baik! Kabari aku kapan pun kamu membutuhkan aku ;)

Jumat, 10 Februari 2017

Salahkan Saja Diary Sialan Itu

Eng.....

Halo.

Hai.

Hmm.....

*tarik napas dalam-dalam*

*buang perlahan*

Halo. Apa kabar? Maafkan diriku yang masih canggung ini untuk bercengkerama denganmu. Maaf, beribu-ribu maaf akan aku lontarkan bila dapat membuat hati ini tenang ketika berjumpa denganmu. Tapi sepertinya masih belum berhasil. Maafkan.

Satu harapku kepadamu adalah kita dapat kembali menjadi teman biasa seperti dulu. Yang dapat berbagi tawa canda. Dan sepertinya kamu juga memahami itu. Karena kamu mulai mengajakku berbicara ketika kita berjumpa tahun lalu. Aku berpikir inilah saatnya untuk memulai lembaran baru. Aku berusaha beradaptasi dengan keadaan kita. Aku harus bisa, pikirku. Tapi ternyata aku salah. Tunggu, jangan salahkan aku. Salahkan diary sialan itu.

Selepas bertemu denganmu, aku pulang ke rumah dengan hati lega. Ya, akhirnya kita dapat berteman kembali. Tapi kelegaan itu sirna ketika aku memulai membereskan kamar dan menemukan diaryku. Diary lama yang tidak lagi ku sentuh untuk mengubur semua perasaanku. Aku terlalu penasaran untuk tidak membuka diary itu. Akhirnya ku buka lembaran demi lembaran dan ku baca setiap halaman.

Mungkin ini yang dinamakan jangan bermain-main dengan masa lalu. Terlalu banyak kisah mendetail tentang kamu yang sudah ku lupakan. Tapi dasar diary sialan! Dia berhasil menguarkan kembali memori-memori itu dan mulai menyusup ke dalam hati.

Sesungguhnya apa yang tertulis di dalam diaryku bukanlah hal besar yang pernah kamu lakukan untukku. Semuanya hal kecil yang aku rasa kamu tidak akan sadar pernah melakukannya. Mulai dari mencariku untuk mengerjakan tugas bersama, memohon padaku untuk mengirimkan foto catatanku di tengah malam, mengerjakan tugas bersama hingga fajar karena mengejar deadline, memayungiku dengan tanganmu ketika hujan tiba-tiba turun, menemaniku kembali ke tempat teman-teman belajar karena sudah lewat tengah malam, dan hal kecil lain seperti ketika kamu duduk di sebelahku saat masih ada tempat lain yang bisa kamu tempati karena kamu tahu aku sedang menjauh darimu.

Sadar tidak sadar sebenarnya itu semua hanya hal biasa. Tapi karena semua dilakukan bersama denganmu aku jadi terbiasa. Terbiasa bersamamu yang notabene kita hanya teman biasa. Dan hanya aku yang berharap sesuatu yang luar biasa membahagiakan dapat terjadi di antara kita di saat kamu tidak pernah memberikan harapan itu.

Baiklah aku mengaku, ini semua salahku. Dan aku melimpahkan kesalahan ini pada diary tua. Sungguh, aku tidak ingin mengakui ini. Tapi nyatanya adalah bahwa aku pernah sangat menyayangimu sepenuh hatiku. Maaf jika aku membuatmu tidak nyaman. Aku juga tidak dapat memastikan perasaanku saat ini. Karena aku sendiri tidak ingin lagi memendam perasaan itu. Hanya akan membuatku merana. Karena kamu sudah menentukan pilihan.

Lalu apa tujuanku menuliskan surat ini padamu? Aku memerlukan bantuanmu. Ya, untuk mengentaskan segala perasaan ini. Itu kan yang kamu mau? Saat ini mungkin kita masih saling tidak nyaman satu sama lain. Tapi ku harap pertemuan selanjutnya kita dapat menata kembali hubungan kita (tentu saja sebagai teman, aku tidak akan berharap lebih). Sapalah aku seperti teman-teman yang lain. Jangan ragu untuk melepas senyum indahmu itu untukku. Aku juga akan membalasnya sebaik-baiknya. Sebagai teman. Ya, teman. 

Dan satu hal lagi, aku akan membakar diary sialan ini. Akan aku hapuskan semua jejak yang dapat mengingatkan aku tentang kamu di masa lalu. Tidak akan ku biarkan lagi kamu memenuhi relung hatiku. Karena tiada guna pula untukku. 

Kamu siap kan membantuku? Teman juga masih dapat saling membantu loh. Aku harap kamu bersedia. Entahlah bila harapanku yang ini pun akan sia-sia pula. Mungkin aku benar-benar harus menghilang dari lingkaran pertemanan kita.

Ya sudah. Jaga dirimu baik-baik. Semoga kamu selalu berbahagia dengan dirinya. Bye teman!

Kamis, 09 Februari 2017

Kepada Hati

Kepada yang tersayang,

Aku menuliskan surat ini sebagai ultimatum untuk dirimu agar tidak mudah terpancing dengan hati yang lain. Karena kita adalah satu. Dan aku yang paling mengerti kamu.

Aku tahu kamu sering merasa kehilangan. Ditinggalkan dan meninggalkan mungkin sudah menjadi santapan sehari-harimu. Kamu pikir kamu mulai terbiasa. Tapi ternyata kamu salah, kamu malah menjadi lebih sensitif.

Ada yang memberi sedikit perhatian, kamu mulai berharap. Ada yang tidak menganggapmu dekat, kamu kesal sampai ke ubun-ubun. Kamu tahu apa akibat dari rasa sensitifmu itu? Hanya penyakit yang timbul! Kamu bisa jadi darah tinggi dan maag karena tidak nafsu makan akibat perlakuan yang tidak kau sukai. Eh sebentar, ralat, bukan kamu yang merasakan sakit, tapi aku!

Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Jodoh sudah ada yang mengatur. Sahabat juga akan bertahan jika memang benar dia menganggapmu sahabatnya pula. Lebih baik buka mata, pandangi sekitar. Masih ada yang sayang padamu. Siapa? Kamu tidak sadar juga? Keluarga!

Cobalah lebih menyayangi keluargamu. Mereka yang akan selalu pasang badan pertama setiap kamu kesulitan. Bukalah dirimu lebih lebar terhadap mereka. Jangan hanya kau anggap sebelah mata.

Selain itu ada satu lagi. Allah SWT. Tuhan yang menciptakanmu hingga kau ada. Yang membuat kamu dapat merasakan semua yang kau rasakan dari kau terbentuk hingga sekarang. Dan Dia-lah yang menjagamu, atau aku tepatnya, sampai sekarang dalam keadaan sehat.

Jadi, hatiku tersayang, bersabarlah. Mungkin saat ini belum waktu yang tepat untuk bertemu jodohmu. Tapi masih banyak yang menyayangimu. Jangan mencari yang jauh, tapi mendekatlah dengan yang ada di sekitarmu, yang ada di depan matamu, atau mataku. Suatu saat nanti pasti luka-lukamu akan segera sembuh dari rasa cinta dan kasih sayang yang diberikan mereka.

Tetaplah cerah ceria. Dan sebarkan kebahagiaan kepada orang-orang. Mari kita berusaha bersama! Karena kita satu, wahai hatiku :)

Rabu, 08 Februari 2017

Rindu yang Tak Akan Berakhir

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Kurang dari seminggu lagi sudah delapan bulan kita berpisah. Meninggalkan duka yang mendalam dan tak ada yang dapat menggantikan. Allah SWT menjemputmu tiba-tiba tanpa pesan dan pertanda. 

Papa, apa kabar? Adek sangat rindu dengan Papa. Mengingat Papa saja selalu membuat Adek meneteskan air mata, saking rindunya. Bahkan sekarang pun, saat menuliskan surat ini.

Papa tidak kesepian kan? Sudah bertemukah dengan kakek nenek juga adik-adik Papa? Semoga Papa tidak merasa kesepian sampai nanti kami semua akan menyusul Papa. Kita pasti bertemu lagi ya Pa di tempat yang paling indah.

Pa, Adek selalu rindu Papa. Masih melekat jelas dalam pikiran Adek tentang apa yang terjadi pada 13 Juni 2016 lalu. Kala itu masih di awal bulan Ramadhan. Biasanya setiap pukul 02.00 WIB selalu ada pesan Papa di grup Whatsapp hanya untuk menyapa keluarga dan kerabat dan sedikit memberi ilmu agama dari apa yang Papa dapat. Kemudian pukul 03.00 WIB Papa pasti membangunkan Mama untuk menyiapkan sahur. Tapi hari itu berbeda.

Adek orang pertama yang bangun di rumah, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 04.00 WIB. Adek bangun dan bingung. Bolak-balik Adek lihat smartphone Adek merasa ada yang aneh. Biasanya setiap bangun tidur notifikasi Whatsapp sudah banyak dan selalu diawali oleh pesan dari Papa, tapi hari itu tidak ada sama sekali. Firasat Adek buruk.

Keluar dari kamar, rumah masih gelap gulita. Belum ada yang bangun. Mama belum memasak. Papa belum nonton tv. Turunlah Adek menuju kamar di mana Mama tidur (karena Papa ga kuat dingin jadi tidurnya pisah sama Mama beberapa tahun terakhir ini). Adek bangunkan Mama untuk menanyakan sahur atau tidak karena sudah pukul 04.00 WIB. Mama pun bangun dengan kaget, kenapa Papa tidak membangunkan Mama seperti biasanya. Akhirnya Mama bangun terburu-buru langsung menuju dapur dan Adek diberi tugas untuk membangunkan Papa. Sampai di depan kamar Papa, Adek berhenti, sedikit enggan untuk membuka pintu.

Adek takut Pa. Adek tidak mau firasat Adek benar. Adek tidak mau apa yang Adek pikirkan benar terjadi. Lantai di sekitar pintu Papa begitu dingin, tanda Papa tidak mematikan AC dalam waktu lama. Sedangkan Papa tidak pernah seperti itu. Dingin sedikit saja pasti sudah Papa matikan. AC hanya untuk mengademkan kamar Papa saja. Tapi saat itu benar-benar dingin terasa sampai keluar kamar Papa. Mau tidak mau Adek harus membuka kamar Papa untuk membuktikan yang Adek pikirkan salah. Namun ternyata....

Adek melihat Papa tidur pulas dengan keadaan terlentang, lurus, dan tangan di samping tubuh. Adek langsung histeris Pa. Adek tidak pernah lihat Papa tidur dengan posisi yang begitu bagus. Papa biasanya tidur dengan posisi meringkuk, karena tulang belakang Papa terasa sakit bila tidur terlentang. Adek langsung menangis dan berteriak memanggil Mama. Lalu setelahnya kejadian begitu cepat, orang-orang berkumpul di rumah untuk mendoakan Papa, kemudian mengantarkan Papa ke tempat peristirahatan terakhir.

Hampa Pa rasanya. Seperti hati ini ada yang hilang. Tapi di satu sisi Adek lega, Papa tidak perlu lagi bolak-balik rumah sakit dan memakan obat-obatan yang begitu banyak untuk menjaga Papa tetap fit. Dan akhirnya Papa tahu kan kalau kita semua sayang Papa?

Semenjak Papa sudah tidak lancar berjalan lagi akibat parkinson, Adek melihat Papa menjadi pemurung.  Papa jadi gampang marah dan berpikiran negatif. Sedih Pa Adek lihat Papa seperti itu. Dan sering kali Papa menjadi berpikir tidak ada lagi yang sayang Papa. Sakit hati Adek Pa setiap Papa berkata demikian.

Maaf Pa, mungkin Adek, Mama, dan kakak-kakak sekalian tidak bisa menunjukkan secara langsung rasa sayang kami pada Papa sampai Papa merasa seperti itu. Tapi kami semua sedih, menangis, ketika Papa pergi. Semua merasa kehilangan. Itu karena semua sayang Papa.

Adek sampai mengorbankan waktu kuliah Adek untuk menemani Papa ke mana pun. Karena Papa, juga Mama, sangat bergantung dengan Adek walaupun ada Kakak juga di rumah yang dapat dimintai tolong. Adek tidak mampu menolak permintaan Papa, karena Adek takut akan kehilangan Papa dan tidak bisa menemani lagi.

Tapi maaf Pa, Adek belum bisa membuat Papa bahagia. Pikiran Adek terpecah dan akhirnya tidak bisa fokus menyelesaikan kuliah saat Papa masih ada. Doakan ya Pa tahun ini selesai. Biar Papa bisa lihat Adek wisuda dari tempat Papa berada.

Maaf Pa suratnya jadi panjang. Karena Adek selalu rindu Papa. Rindu ini tidak akan berakhir sampai kita bertemu kembali. Sebenarnya masih banyak yang ingin Adek ceritakan. Tapi nanti Papa malah bosan karena Adek mengulang terus cerita ini. Maaf Pa, karena kenangan itu yang sangat teringat jelas oleh Adek. Dahulu kita juga tidak banyak membuat kenangan bersama. Itu yang membuat Adek sedih dan semakin rindu dengan Papa.

Sekarang, Adek hanya bisa mengirimkan doa untuk Papa. Doa yang merangkap peluk cium untuk Papa seorang. Semoga Papa sudah bahagia dan tenang di sana.

Sampai bertemu lagi ya Pa di tempat ciptaan Allah SWT yang paling indah bersama dengan yang lainnya. Adek sayang Papa selalu.

Al-Fatihah....