Senin, 09 Maret 2015

Keluarga

Keluarga. Satu-satunya kata yang sensitif untuk saya dengar. Setiap mendengar kata ini, atau sesuatu yang berhubungan dengan ini, membuat emosi saya bergejolak. Perasaan menjadi campur aduk. Sering kali sampai mata tidak mampu membendung air yang kemudian berlinang di pipi.

Entah apa yang membuat kata ini menjadi begitu sensitif di hati saya. Mungkin begitu banyak harapan yang saya gantungkan dalam kata tersebut, namun realitanya jauh dari yang saya harapkan. Mungkin.

Melihat begitu banyak foto di jejaring sosial yang memperlihatkan keakraban dan kehangatan di dalam keluarga sering kali membuat saya tersenyum. Hati kecil berkata, "Beruntung ya mereka," tapi terasa pula perih. Aneh. Mungkin ada rasa iri ingin merasakan kehangatan yang sama.

Pulang ke rumah pun pasti ingin disambut dengan tawa, canda, peluk, dan hal manis lainnya yang memberi kebahagiaan. Bagaimana jika pulang ke rumah disambut dengan hening, berpenghuni namun setiap insannya memiliki kesibukan lain? Bukan kehangatan dan kebahagiaan yang didapat, melainkan kesepian semakin terasa.

Tujuan pulang ingin mencari rasa aman, dilindungi, dan nyaman dikelilingi orang-orang tersayang. Tapi jikalau pulang hanya bertemu kembali dengan kasur, laptop, dan benda mati lainnya, di mana tidak ada interaksi dengan sesama manusia, apa bedanya dengan berada di indekos? Miris.

Sedih. Sakit. Namun tuntutan, salah paham, amarah, keegoisan sudah terlalu lama ikut campur di dalamnya. Membuat rasa nyaman berkurang beberapa kali lipat. Merasa menjauh adalah cara terbaik untuk menenangkan diri.

Tapi apa gunanya menjauh jika ikatan yang kuat ini tidak akan pernah terputus. Semua akan terjalin. Semua akan merasakan. Tidak ada gunanya menghindar. Semua akan tahu pada akhirnya.

Racau asal di fajar buta ini mulai tidak jelas tujuannya. Dari pada membesarkan konflik akan lebih baik diam dan dihadapi saja. Setiap manusia diberikan ujian yang berbeda, namun akan selalu ada jawaban manis di dalamnya.

Jadi, tidak mengapa kan jika saya masih menggantungkan harapan mendapatkan kehangatan dan kebahagiaan seperti sedia kala?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar