Kamis, 12 Maret 2015

Part 10

"Nak, makan dulu ya. Ibu sudah menyiapkan makanan kesukaan kamu," suara ibu terdengar dari luar pintu kamarku. Sejak pagi aku tidak keluar dari kamar. Tidak seperti aku yang biasanya di Minggu pagi selalu memulai aktivitas bersama ibu dan bapak.

"Ibu masuk ya," karena tidak mendengar jawaban dariku, ibu membuka pintu dan masuk ke dalam kamarku. Melihatku hanya duduk melamun di atas kasur, ibu menghampiri dan duduk di pinggir kasur tepat di sebelahku.

"Kamu kenapa, Nak? Semenjak Putra datang ke rumah kamu tampak lesu. Ada masalah dengan Putra? Cerita saja sama Ibu."

"Ibu pernah tidak sayang sekali dengan seseorang?"

"Pernah. Ibu sangat sayang dengan kamu dan bapak."

"Bukan. Maksud Konny sayang dengan seseorang di luar keluarga Ibu sendiri."

Ibu sedikit mengerutkan keningnya. Mencoba menerka apa maksud dari pertanyaan anak semata wayangnya. Sebelum ibunya menjawab, Konny sudah melanjutkan pertanyaannya.

"Mengapa harus ada pertemuan jika ternyata kita harus berpisah? Mengapa harus ada rasa sayang jika tidak bisa saling memiliki?"

Ibu tersenyum menanggapi pertanyaan Konny. Beliau menyadari anaknya sudah mulai beranjak dewasa. Dan merasa bersyukur Konny selalu terbuka untuk menceritakan masalahnya. Kini saatnya ibu menjawab kegundahan hati Konny dengan sebijak mungkin.

"Setiap pertemuan pasti memberikan pelajaran tersendiri. Setiap orang yang hadir di dalam kehidupan kamu pasti memiliki kisah yang berbeda yang bisa ia bagikan ke kamu. Dan perpisahan sendiri juga merupakan pelajaran bagi orang yang ditinggalkan mau pun yang meninggalkan. Berpisah bukan berarti orang itu salah telah masuk dalam kehidupan kamu, tapi pasti Tuhan punya rencana tersendiri untuk mempertemukan kamu dengannya. Sesuatu hal yang tidak bisa kamu miliki walaupun kamu sangat menginginkannya juga berarti hal tersebut bukan yang terbaik buat kamu, atau belum saatnya kamu miliki. Ada saatnya nanti kamu akan menyadarinya. Jadi ini ada hubungannya dengan Putra?"

Konny mengangguk. Ibu mendekatkan duduknya menjadi tepat di samping Konny. Diraihnya kepala anak kesayangannya dan dielusnya dengan lembut. Konny mulai menceritakan apa yang meresahkan hatinya hingga Konny merasa lega. Perbincangan pun dilanjutkan di meja makan karena ibu Konny mulai khawatir maag Konny kambuh akibat belum makan pagi.

Setelah puas mengobrol dengan kedua orang tuanya, sampai melenceng jauh dari topik awal, Konny mulai merasa lebih baik. Dan ia merasa harus menyelesaikan salah satu masalahnya untuk merasa lebih baik. Konny kembali ke kamarnya lalu mencari ponselnya. Ia mulai mencari kontak seseorang dan meneleponnya.

"Mike, kamu ada waktu hari ini? Aku mau ngomongin sesuatu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar