Sabtu, 13 Februari 2016

Yang Pernah Ku Sayang

Hai Sayang,

Apa kabarmu? Kupingmu sering berdenging kah? Di sini teman-teman masih sering menanyakanmu padaku. Sesungguhnya aku bosan ditanyakan tentangmu. Beginilah nasib menjadi orang terakhir yang berhubungan dengan kamu. Hanya aku yang seharusnya tahu kabarmu selain keluargamu. Aku jadi penasaran, sekarang  kepada siapa lagi kamu bermanja, Sayang?

Aku akui kamu memang lelaki paling manja yang pernah aku kenal. Tapi tidak ada seorang pun yang percaya bahwa kamu manja. Kamu hanya menunjukkan sisi lemahmu padaku. Aku ingat sahabatku pernah bertanya mengapa aku mau jadi pacarmu. Kamu penasaran apa jawabanku? Karena kamu lebih dewasa dari pada aku. Dan lagi-lagi jawabanku tidak dipercaya. Sepertinya di mata mereka kamu hanya seperti salah seorang pelawak yang berlakon unik, Sayang.

Tenang saja Sayang, semua yang ku katakan tadi jujur dari hati yang terdalam. Kamu memang lebih sering menunjukkan kekonyolanmu di depan banyak orang, tapi kamu benar-benar bisa membuatku kembali bersemangat di saat aku terpuruk dalam kegagalan. Setiap yang kamu katakan seperti telah kamu pikirkan matang-matang dan segalanya menjadi baik-baik saja. Hal ini menjadi salah satu alasan yang membuatku tenang ketika kita memutuskan untuk berpisah.

Tahukah kamu Sayang bahwa pembicaraan kita mengenai keputusan untuk berpisah terlalu tenang bagiku? Kita sama sekali tidak ada yang ingin bertahan dengan keadaan menjadi sepasang kekasih. Walaupun hari-hari berikutnya kita bergantian merengek bilang rindu via chat. Tapi entah mengapa tidak satu pun dari kita mencoba untuk kembali ke pelukan satu sama lain. Kita memang pasangan yang aneh ya.

Sudah lebih dari lima tahun dan kamu masih sendiri. Ayo segeralah mencari pasangan hidup. Jangan tenggelam dalam kesibukan. Aku tahu kamu sulit memecah konsentrasimu apa lagi dengan hal yang sangat kamu gemari. Namun kamu butuh seseorang yang dapat selalu ada di sampingmu agar kamu tidak cepat sakit karena kondisimu yang tidak terlalu kuat seperti laki-laki biasanya. Masa tidak ada wanita cantik di negeri seberang yang mampu mengalihkan perhatianmu?

Belajar dan bekerja memang penting, Sayang. Tapi kamu tidak akan bisa hidup sendiri. Maksudku bukan hanya mengenai kekasih, di sini teman-temanmu juga ingin bercengkerama dan bercanda denganmu lagi. Jangan lupakan relasimu, Sayang. Karena mereka juga yang membantumu bisa menjadi seperti sekarang.

Ah, maaf aku terlalu banyak bicara. Maaf juga aku memanggilmu "Sayang". Lidahku masih kelu untuk menyebutkan namamu, dan tiada lagi panggilan lain yang cukup pas denganmu. Toh kita pernah saling menyayangi, jadi aku rasa panggilan ini pantas untukmu.

Sehat selalu ya Sayang di negeri orang. Tetap menjadi pribadi yang riang dan disukai banyak orang. Semoga berhasil menggapai mimpimu.


Salam hangat,

dari seorang pencinta hujan yang kedinginan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar