Kamis, 24 Januari 2013

Part 6

Senja yang cukup indah hari ini aku habiskan di salah satu kafe favoritku. Obrolan bersama Putra semalam masih sangat teringat jelas dalam ingatan. Semua pengakuan dia lakukan di malam itu. Mulai dari pertanyaan pertamaku semua dijawabnya dengan penuh penjelasan.

"Aku... Sebenarnya aku udah punya pacar. Dan sudah hampir 2 tahun. Maafin aku ga pernah ngasih tahu kamu, ga pernah ngabarin kamu tentang hal ini. Karena aku..."

"Karena apa Put? Kok ga dilanjutin?"

"Karena aku takut. Aku takut kita ga bisa temenan kaya dulu lagi. Dan maaf, selama ini aku menyembunyikan perasaan aku ke kamu dengan alasan yang sama. Aku ga berani bilang hal ini ke kamu karena aku ngerasa cuma aku yang merasakan perasaan lebih dari sahabat ini. Setelah aku pindah pun aku ngerasa kehilangan kamu banget. Saat itu satu-satunya orang yang bisa menghibur aku di sekolahku yang baru adalah pacar aku sekarang ini, dia yang selalu berusaha menghibur aku dan selalu nemenin aku kemanapun. Maaf aku baru bilang tentang hal ini sekarang. Aku cuma pengen kamu tahu bahwa perasaan aku ke kamu sampai saat ini ga bisa berubah."

"Kenapa Put? Kenapa kamu baru bilang sekarang? Apa gunanya kamu bilang ke aku sekarang di saat kamu masih menjadi kekasih orang lain? Kenapa kamu malah jadian sama orang yang baru kamu temui? Dan kenapa sampai sekarang kamu masih menjadi kekasihnya?"

"Aku ga bisa ninggalin dia Kon. Aku udah terlanjur dekat dengan keluarganya. Aku baru diberi tahu orang tuanya ternyata dia mengidap penyakit kanker, dan umur dia udah ga lama lagi. Orang tuanya sangat berharap aku ga ninggalin dia karena aku merupakan satu-satunya teman anak kesayangan mereka. Maafin aku Kon."

Percakapan semalam ditemani hujan yang tidak hanya membasahi halaman belakang rumahku, tetapi juga deras membasahi pipiku. Dan malam itu berakhir ketika aku lelah mengeluarkan emosiku kepada Putra lewat tangisan yang tak kunjung berhenti hingga akhirnya aku terlelap di dalam pelukan Putra.

"Kon, kamu dengerin aku kan?" sapaan Mike membuyarkan lamunanku dan membuatku tersadar bahwa aku ke kafe ini bersama Mike.

"Eh iya Mike, terusin aja ceritanya. Aku dengerin kok," terpaksa berbohong agar Mike tidak menanyakan apa yang sedang kupikirkan.

"Iya Kon, jadi gimana? Kamu mau jadi pacar aku?"

 What?! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar