Minggu, 14 Februari 2021

Surat Terakhir

Hari terakhir di rangkaian suratku. Berharap ini surat terakhir untukmu. Walaupun aku juga tak berharap banyak kamu membaca surat-surat sebelumnya atau tidak.

Semoga saja ini yang terakhir. Terakhir dari ungkapan hati yang tak dapat aku sampaikan langsung padamu.

Aku ingin mencoba berhenti memedulikanmu. Apakah kamu berharap aku akan berhasil? Kalau tidak berhasil, apa yang akan kamu lakukan? Memperjuangkanku atau memilih berlalu tanpa memedulikan perasaanku sama sekali? 

Entah apa yang akan terjadi, aku mencoba melepasmu. Mencoba. Sambil menebak-nebak apa yang akan terjadi, yang digariskan untukku. 

Kuharap tidak gagal. Demi luka hati yang ingin kusembuhkan. Tidak ingin kubiarkan menganga tanpa ada penyembuhan. Semoga aku berhasil. 

Maka dari itu, aku berusaha pamit ya. Bila memang kamu sudah berpikir dapat hidup tanpa aku, diamkan saja aku. Namun jika kamu sudah memikirkannya dengan matang dan ingin menyegerakan yang dahulu hanya menjadi harapan, aku harap kamu bersungguh-sungguh menghampiriku. 

Semoga kala itu terjadi, hatiku telah siap dipertemukan dengan rahasia besar Tuhan yang bahkan kita, manusia biasa, tidak dapat memastikannya. 

Tapi, sebelum mulai berharap lagi, aku akan pamit terlebih dahulu. Ini surat terakhir untukmu. Semoga kamu tidak merasa kecewa ketika membaca surat ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar