Rabu, 15 Januari 2020

Kegelisahanku

Bukan hal mudah untuk bertahan. Selalu berusaha memberi kesempatan yang tak pernah di-aamiin-i alam. Tentu saja aku mulai lelah. Seperti berkata pada tembok jalanan. Diam. Bergeming. Bagaimana muncul komunikasi?

Cinta bukan hanya mencari yang terbaik. Mungkin aku yang terbaik bagimu, tapi apa berlaku sebaliknya? Sulit untuk mengatakannya, apalagi mengakuinya, bila kau saja tak ada rasa.

Cinta tanpa rasa, sungguh hal yang sangat mengerikan bagiku. Mendapat pendamping seumur hidup tanpa rasa, bisa-bisa aku hanya dihantui rasa gelisah di sepanjang sisa hidupku. Alasan darimu karena aku tak bisa membuatmu jatuh cinta. Hei, mengapa seperti ini salahku bahwa tidak bisa membuatmu jatuh cinta padaku?

Aku tak pernah meminta apa pun darimu. Tidak pernah memaksa untuk bersama. Aku bukan ahli nujum yang bisa mengetahui apa maumu. Semua perlu dikomunikasikan. Jika komunikasi denganku saja sungguh menyulitkan, sudah tak apa sudahi saja yang kau katakan dengan "kedekatan" ini. Sebelum semua terlalu jauh. Sebelum semua direncanakan. Sebelum...

Ah sudahlah. Aku terlalu jauh memikirkannya. Entah kau pikirkan pula atau tidak. Mungkin kau pikir ini sudah terlanjur, tapi kehidupan kita masih panjang, Sayang. Jika ketika kita sudah saling terikat, dan ternyata kau menemukan rasa dengan yang lain di tengah-tengah kita, kau merasakan jatuh cinta dengan yang lain dan bukan aku, lalu apa yang harus aku perbuat?

Iya, aku takut. Aku takut gagal. Tahu sendiri kan kehidupanku sudah dipenuhi kegagalan. Kau sendiri yang menemaniku melewatinya agar aku bisa bangkit kembali. Sungguh aku tidak ingin kembali ke masa kelam itu. Entah apa yang akan terjadi jika masa itu kembali...

Maka dari itu, aku berhati-hati untuk membuka hati. Rasa itu bisa diciptakan, bila memang ada niat. Niat saja tak terlihat dari gelagatmu, bagaimana bisa membentuk rasa? Rasa yang bahkan harus ku olah lagi agar kamu juga memiliki rasa yang sama. Sepertinya mustahil. Tidak masuk dalam logikaku.

Cinta tak perlu logika. Hahaha maaf saja aku bukan penganut paham itu. Mungkin sifat asli aries ini terlalu kuat dalam hatiku. Cinta perlu logika, bagiku. Buat apa mencinta orang yang tak mencintaimu, sakit. Logikanya, keduanya harus memiliki rasa. Satu frekuensi. Agar nyata dan tidak saling menyalahkan satu sama lain.

Logika dan rasa harus saling berkesinambungan. Semua bisa dikatakan sempurna bila komunikasi dinomorsatukan. Tentu saja doa yang utama, karena tanpa doa mungkin Tuhan tidak akan mengizinkan segalanya terjadi. Namun jika hanya berkomunikasi dengan Tuhan, tidak kunjung disampaikan padaku, apakah semua akan menjadi kenyataan?

Hahaha lucu memikirkan aku bisa menulis sepanjang ini karena kegelisahanku terhadapmu. Mengapa aku gelisah? Karena saat ini aku tengah di persimpangan. Haruskah aku menuju arahmu yang masih penuh tanda tanya, gelap, tak tentu arah atau memilih jalur lain yang terlihat lebih baik dan dapat ku jelajahi lebih jauh karena lebih mudah berkomunikasi dengannya?

Coba tanya hatimu. Setelah membacanya apakah masih biasa saja? Wah, ternyata aku masih memberikan kesempatan. Sudah gila sepertinya aku.

Daripada aku gila, mungkin lebih baik menikmati yang lebih menarik ada di depan mata saja ya. Bukan begitu?

3 komentar:

  1. Terima kasih sudah menulis tulisan indah ini seperti hatiku yg sdg gundah.

    BalasHapus
  2. Kalo sudah tidak ada niat darinya, kan you know lah harus apa, jangan menyiksa diri sendiri, kasihan hati dan pikiranmu, mubazir kalo disalahgunakan. Bener, mending nikmati sensasi rasa baru yang ada di depan mata.

    "Haruskah aku menuju arahmu yang masih penuh tanda tanya, gelap, tak tentu arah....."

    Kalo kebanyakan tanda tanya, coba diapus aja, ganti titik, biar selesai kalimatnya, daripada nggak kejawab jawab tanda tanyanya. Kalo gelap, atuh nyalain lampu, pake senter hape kalo nggak ada lampu. Jangan malah ngeraba-raba, nanti kejeblos lobang galian, bahaya kan. Kalo arahnya nggak tentu, coba pake gps, kan jaman udah maju, typing alamat rumahmu biar bisa pulang ke rumah, bukannya malah kesesat di jalan.

    Ah udahlah cape, kamu tuh tau harus ngapain. Paham banget malah. Tapi nggak bisa aja, eh.. apa nggak mau? :p
    You are loved and deserve to be happy, dear~

    BalasHapus
  3. Cantik banget tulisan nya. Tapi isi nya bener bener dalem. Semoga selalu di kuatkan hatinya menghadapi tanda tanya yang akan selalu ada ❤

    BalasHapus