Rabu, 03 September 2014

Putus Asa? No Way!

Pernah terpikir untuk bunuh diri? Selama ini kalau melihat atau membaca berita bunuh diri saya cuma satu pertanyaan yang timbul dalam pikiran saya: kok bisa?
Secara kan bunuh diri berarti melukai diri sendiri. Apa rasanya coba? Bahkan terkadang tidak sengaja teriris pisau ketika sedang memotong bawang sudah sakitnya minta ampun. Bagaimana dengan orang-orang yang sengaja menyakiti dirinya untuk mati, kok mau sih melakukan hal seperti itu?
Sekadar iseng (?) sebenarnya penasaran mengapa masih saja ada orang yang sengaja membuat dirinya mati dengan menyakiti dirinya sendiri (entah minum obat nyamuk atau karbol termasuk menyakiti diri atau tidak tapi yang pasti rasa dua cairan itu tidak seenak susu kocok) dan ingin mengetahui apa alasan orang-orang seperti itu. Tapi tenang saja, keiisengan ini tidak serius didalami kok, saya masih (cukup) normal.

Sampai suatu hari entah apa saja yang telah saya pikirkan hingga akhirnya saya merasa di titik keputusasaan, titik di mana keadaan saya merasa sudah tidak memiliki tujuan, atau bisa dibilang memungkiri bahwa saya memiliki tujuan yang harus dicapai. Penyebabnya bisa karena tujuan yang ingin dicapai tersebut bukan berasal dari dalam hati, tapi hanya sekadar ingin menyenangkan orang lain namun diri dirasa tidak sanggup untuk melakukan hal itu.

Pada saat itu terlontar dalam pikiran saya, untuk apa saya hidup? Sudah tidak memiliki tujuan lagi yang sesuai dengan kemampuan diri, sudah tidak ada yang perlu dicapai.

Alhamdulillah sekali Tuhan masih menyayangi saya. Seketika pula saat itu pertanyaan di dalam pikiran saya tergantikan dengan kalimat lainnya, oh jadi ini alasan mengapa orang rela untuk bunuh diri! Segera saya melakukan shalat, mohon ampun dan petunjuk dari Yang Maha Kuasa untuk menjalani kehidupan di bumiNya ini. Alhamdulillah godaan setan masih bisa saya kalahkan.

Intinya adalah jangan sampai kita merasa putus asa. Cari terus apa yang belum tercapai dan bagaimana agar bisa menyelesaikannya. Kalau tidak suka maka sesegera mungkin diselesaikan, tidak perlu sempurna karena lebih baik diselesaikan seadanya daripada tidak dikerjakan sama sekali karena tidak suka. Semakin cepat dikerjakan maka semakin cepat juga yang tidak kita sukai itu hilang dari beban kehidupan kita.

Kalau terpikir ingin bunuh diri coba berpikir ulang lagi. Memangnya jika mati saat itu juga akan langsung masuk surga? Kalau masuk neraka bagaimana, sudah siap? Amalan baik apa yang sudah dibawa dan sudah sebanyak apa yang dilakukan sehingga berani menantang Tuhan untuk menyerahkan nyawa kalian? Lalu pikirkan orang-orang yang ditinggalkan, apa mereka tidak sedih melihat jasad kalian yang mengenaskan? Atau kalau pun kalian merasa sudah tidak memiliki orang-orang yang kalian anggap kalian sayangi paling tidak berpikirlah bahwa ketika kalian bunuh diri akan menyusahkan orang-orang sekitar untuk merapikan jasad kalian. Kalau saya sih ketika mati tidak ingin menyusahkan orang lain dan siap dengan amalan baik yang in sya Allah cukup untuk mengantarkan saya ke surga (aamiin yaa Rabb).

Jadi, jangan pernah sampai merasa putus asa. Jangan berpikir untuk bunuh diri. Pikirkan kembali hal lain yang dapat dilakukan dengan senang hati. Misalnya dengan melakukan hal yang sederhana seperti memberi makan para anak jalanan, memberi santunan kepada yayasan atau panti, atau hal sederhana lainnya. Membuat orang lain bahagia itu akan memberikaan kebahagiaan, kelegaan, dan kepuasan hati tersendiri pada diri kita.

Maka, berpikirlah positif. Masih banyak hal di dunia ini yang bisa dilakukan untuk kebaikan diri kita, mau pun orang lain :)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar