Selasa, 09 September 2014

(Berasa) Diputusin Teman

"Makasi atas segalanya."

Tiga kata itu yang menyentak kehidupan saya di hari ini. Pagi menuju siang, di mana saya baru bangun kembali setelah beberapa kali terbangun, saya menatap layar telepon pintar saya dan muncullah beberapa kalimat yang saya terima di salah satu media sosial saya. Salah satunya seperti kalimat di atas.

Wah, luar biasa sekali sensasi yang saya dapatkan. Tangan saya langsung tremor, bolak-balik menelan air ludah untuk menahan rasa ingin menangis, dan panik.

Tapi setelah saya sadari sekarang, keadaan ini cukup janggal. Saya tidak memiliki kekasih. Kalimat itu dilontarkan oleh teman saya. Benar-benar teman. Bukan sahabat atau saudara.

Tidak punya pacar tapi kok serasa diputusin? Sedih ga sih? Harusnya sih sedih, tapi sepertinya karena sudah terlalu sering ditempa dengan kehidupan yang tidak selalu manis maka akhirnya saya biasa saja. Malah sekarang cenderung kesal.

Awalnya memang saya ingin mengatakan sesuatu, tapi tidak bermaksud untuk memutus silaturahmi. Namun karena dia terlebih dahulu yang memulai dan langsung mengatakan demikian, apa boleh buat sepertinya rencana saya tidak berjalan dengan lancar. Sudah mencoba mengklarifikasi bahwa saya tidak mengharapkan apa-apa darinya tidak mempan untuk menangguhkan kata-katanya. Sepertinya dia memang tipe orang yang jika tidak suka sesuatu maka menjauhlah atau pergilah dari sisinya.

Padahal harapan saya hanya ingin menjaga jarak saja. Ya, saya tahu itu tidak mungkin, tapi tidak ada salahnya dicoba dari pada dikuasai kehendak hati dan saya malah jadi gila. Jahat sih demi kebaikan diri sendiri mengusik kehidupan orang, tapi mau bagaimana lagi. Selama saya tidak merebut hak orang lain toh tidak mengapa kan?

Namun kenyataannya malah demikian. Mau tidak mau, suka tidak suka yang bersangkutan memilih untuk benar-benar menjauh dan menyudahi hubungan (?) ini. Mau dikatakan apa lagi, sudah tidak dapat berkutik.

Sepertinya benar saya belum tepat untuk menggenapkan kehidupan Anda. Kalau hidup Anda begitu kaku seperti kanebo kering begitu akan sulit menerima saya yang seutuhnya. Atau karena ini merupakan yang pertama kali untuk Anda, sehingga Anda bingung bagaimana cara menyikapi? Jangan bingung-bingung, jalani saja yang menurut Anda benar, mungkin kalau meninggalkan teman itu benar buat Anda ya berarti saya yang harus mengalah (lagi).

Selama Anda masih sekaku ini saya berani untuk mengatakan bahwa kita memang tidak cocok. Tapi jangan lupa, waktu bermain di sini. Teguhkah Anda dengan prinsip itu? Karena tidak ada yang tahu rahasia Tuhan di kemudian hari.

Jangan menampik kenyataan jikalau nanti Anda tidak mendapatkan apa yang sudah Anda impikan. Waktu sangat memiliki andil dalam kehidupan. Jangan salahkan waktu atau pun Tuhan jika nanti Anda menyesal.

Doa saya hanya satu untuk Anda dan akan selalu menjadi doa saya untuk mendoakan Anda: semoga Anda diberikan yang terbaik oleh Tuhan. Tapi ingat, mungkin yang Tuhan pikir yang terbaik bukanlah pilihanmu yang terbaik. Semua ada hikmahnya.

Salam,

Teman yang Anda putuskan (?) 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar