Rabu, 24 Juli 2013

Sebuah Kisah

Dimulai dari beberapa tahun silam, melihat dirimu bagaikan pelepas dahaga di tengah padang pasir, segar sekali. Sesosok lelaki yang cukup manis dan juga baik hati berada tepat di hadapanku. Perawakanmu tidak seperti cowo-cowo macho zaman sekarang, berotot dimana-mana, tidak begitu tinggi juga tidak begitu berisi. Benar-benar biasa saja, tetapi wajahmu mengalihkan duniaku.

Waktu berjalan cukup cepat, tak terasa kita telah menjalin pertemanan. Kebiasaan kita yang cukup identik membuat kita sering kali saling melengkapi satu sama lain. Dan hal ini membuat kita semakin dekat. Ya, dekat menurut parameterku, karena tidak semua orang yang kuanggap cukup dekat denganku merasakan hal yang sama denganku.

Suatu ketika, pernah kita melewati hari bersama. Saat itu, entah mengapa rasanya kau begitu berbeda. Manja dan perhatian, sungguh berkah Tuhan yang teramat indah untukku apabila digabungkan dengan bonus wajah manismu. Pasti banyak wanita yang sangat iri padaku. Dan aku bangga akan hal itu. Namun, kejadian ini berimbas padaku, perasaanku tak lagi sama seperti dulu terhadapmu.

Ini bukanlah hal mudah bagiku, waktuku banyak tersita denganmu. Aku tidak ingin perasaan ini berlebihan, karena aku tahu bahwa kau tak menganggapku lebih dari teman. Syukur-syukur kau masih menganggapku teman. Sudah cukup bagiku kita dapat berbagi kesenangan yang sama.

Cemburu. Ya, sudah mulai menyergap. Seperti halnya ketika kau bercanda ria dengan wanita lain yang tidak aku mengerti. Ya, sesederhana itu. Maka dari itu, mungkin ini akan menjadi salah satu hal yang dapat membantuku untuk menghapus perasaan ini, karena apabila Tuhan menakdirkan kita bersama, mungkin aku akan menjadi wanita paling kepo dan insecure sedunia. Tapi apabila Tuhan memang berkata demikian, siap-siap saja ya :)

Yang pasti, saat ini aku tidak menginginkan perasaan yang berlebihan itu mengikis hatiku. Namun aku pun tidak berani untuk menjaga jarak denganmu. Benar sekali, aku wanita lemah. Butuh penyokong untuk membuatku bertahan. Dan saat ini tak ada sokongan darimana pun. Rapuhlah aku. Maka, jangan rapuhkan aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar