Kamis, 09 Mei 2013

Part 7

"Kamu ga bercanda kan Kon menerima Mike jadi pacar kamu?" pertanyaan pertama dari Reyna meluncur ketika aku sampai di rumahnya.

"Entahlah Reyn. Aku pikir mungkin ini tawaran yang tepat biar aku ngga terus-terusan mikirin Putra. Sakit. Sakit setelah mengetahui seseorang yang sangat kamu sayangi menyayangimu juga namun dia tidak bisa menjadi milikmu. Rasanya seperti akan merengkuh sesuatu yang ada di depan mata dan hilang dalam sekejap, padahal itu adalah hal yang paling diinginkan."

Air mataku kembali jatuh untuk yang kesekian kalinya. Menjadi pacar Mike adalah satu-satunya hal yang dapat aku pikirkan sebagai cara untuk menghilangkan rasa sakit di hatiku, entah ampuh atau tidak. Setidaknya aku ingin mencoba.

"Tapi Mike tahu hal ini?"

Aku hanya menggelengkan kepala. "Aku tidak tega menyakiti hatinya yang sangat bahagia ketika aku menjawab "Ya" untuk tawarannya itu. Bahkan dia sampai berkata tidak ingin mendengar alasanku menerimanya, satu kata tersebut sudah cukup untuknya."

Reyna terdiam, hanya bisa memelukku dengan erat untuk mencoba menenangkanku.

"Jika Mike tahu alasannya, betapa bencinya dia padaku nanti Reyn. Aku siap dibenci olehnya karena memang aku jahat sekali padanya."

Tangisku bertambah deras. Semakin tidak mengerti dengan apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan.

"Kon, aku cuma bisa bilang semoga kamu berbahagia dengan pilihan kamu ini. Aku akan mendukung apa pun yang kamu lakukan, yang terbaik untuk kamu. Sekarang lupakan Putra sejenak dan cobalah menatap Mike sebagai kekasihmu, yang bisa menjaga kamu dan tidak akan membuatmu sakit hati karena kamu benar-benar wanita yang sangat dia cintai. Kalau ada apa-apa bilang padaku, aku pasti akan menerima kamu disini, mendengarkan seluruh ceritamu, dan mencoba mencari solusi bersama denganmu. Karena aku sahabatmu," ucap Reyna diakhiri dengan senyum dan memberiku secangkir cokelat hangat yang sanggup memberiku sedikit ketenangan.

Trrr... Getar ponselku menjadi pusat perhatianku dan Reyna. Satu pesan diterima.

"Dari Mike. Ayo coba dibuka, mungkin bisa menghiburmu," kata Reyna sembari menyerahkan ponselku.

"Apa katanya?" tanya Reyna kembali.

"Dia mengajakku nonton Reyn."

"Wah bagus tuh. Jam berapa? Lebih baik kamu terima saja ajakannya, siapa tahu akan membuat kamu lebih bahagia dengan menonton bioskop. Aku akan menemanimu pulang dan membantumu bersiap-siap agar tampil menarik di depannya, tapi habiskan dulu cokelat dan kue ini."

"Jam 4 Reyn. Baiklah, akan kucoba."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar