Sabtu, 14 September 2013

Hati yang Terjajah

Seperti biasanya, ketika telah mengatakan sesuatu kepada seseorang dan membuat pandanganku kepadanya berubah, membuatku tidak biasa berada di dekatnya. Sungguh tidak mengenakkan. Ini semua karena hati telah ikut campur di dalamnya.

Rasa kasih yang masih mengalir namun pembatas juga muncul membuat kehidupan ini menjadi lebih sulit dijalani. Ingin terus saling berdampingan, namun sang pendamping menginginkan pendamping hidup yang lain.
Berat memang untuk melakoni kehidupan yang seperti ini. Pada kenyataannya memperlihatkan wajah "tidak apa-apa" tetapi hati teriris perlahan.

Hal ini juga didukung dengan kebaikan hati dari cucu-cucu Adam itu sendiri. Mereka berbuat baik karena mereka memang berperilaku demikian, namun aku, salah satu penerus Hawa, menganggap kebaikan tersebut merupakan perlakuan lebih, sehingga harapan sering kali muncul untuk menganggap bahwa itu perilaku spesial hanya untukku. Padahal kenyataannya tidak sama sekali.

Mengapa wanita sangat mudah luluh oleh perhatian? Apalagi hal itu dilakukan oleh orang yang benar-benar kita sayangi. Terkadang merasa bodoh karena memiliki sifat demikian, karena hal ini benar-benar merepotkan hati.

Lalu bagaimana caranya membedakan perhatian itu? Perhatian karena memang sudah sifat dengan perhatian karena memang ingin memperhatikan, apa bedanya? Jawaban ini sangat dibutuhkan untuk mengobati hati yang sering terjajah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar