Jumat, 10 April 2020

Akibat Pandemi

Yang terbayang saat ini hanya satu, jalan-jalan bersamamu menuju taman kota di saat matahari bersinar dengan cerahnya ditemani dengan sepoinya angin mengusik pepohonan. Kita menggelar tikar lipat yang dibawa, menaruh semua bawaan di atasnya. Sekarang waktu bebas! Aku menghempaskan badanku, duduk di atas tikar, mencari posisi enak, membuka camilan, menghidupkan musik, dan mulai membaca novel romansa. Sedangkan kau menuju skatepark yang tersedia dengan skateboard sudah kau apit di lenganmu. Kita menikmati waktu senggang kita dengan hobi masing-masing. Waktu berjalan, kau mulai lelah. Kembali menghampiriku yang sudah memegang botol minuman dingin untukmu, yang baru saja ku beli dari ibu-ibu penjual minuman keliling. Kau duduk di sebelahku sambil menghabiskan setengah botol air yang tadi ku berikan. Ku tawarkan untuk makan, dan kau mengiyakan. Ku buka kotak bekal yang telah ku persiapkan tadi pagi, beberapa tangkup roti lapis berbentuk segitiga yang berisi selada, telur dadar, keju, juga saos sambal dan tomat. Enak, katamu. Dengan lahapnya kau habiskan tiga tangkup di saat aku hanya berhasil menghabiskan satu tangkup. Perut kenyang. Masih belum ingin pulang. Akhirnya kita menghabiskan waktu dengan bercengkerama. Sudah lama sekali tidak ada waktu untuk saling bertukar cerita. Akibat pandemi ini. Bahkan ini semua hanya bayanganku saja.

Apakah semua hanya akan jadi bayang-bayang semu akibat pandemi yang tak kunjung usai?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar