Selasa, 06 Agustus 2019

Hanya Kamu

bukan perkara mudah
merasa sendirian
di tengah kebisingan ibukota
terdampar di tengah lautan manusia
tanpa tahu arah dan tujuan
ku pejamkan mata
berharap mendapatkan jawab-Nya
lalu muncullah kamu
meraih tanganku
dan menuntun menuju cahaya
kemudian kamu melepaskan tanganku
mengapa? tanyaku
kamu persilakanku untuk pergi
kamu tidak ikut? tanyaku lagi
kamu menggeleng
'tidak sekarang
atau
mungkin bukan aku'
itu jawabmu
aku hanya mau kamu
kamu yang menunjukkan cahaya-Nya
kamu satu-satunya yang membimbingku
kamu selalu berhasil mengobati sepiku
dengan menuntun ke arah-Nya
hanya kamu
aku mohon
temani aku
selamanya
aku mencoba meraihmu
tapi hanya kata maaf yang terdengar
dan kamu pun lenyap
tersadar
aku membelalak
di tengah kegelapan
di dalam kamar
sendiri saja
berurai air mata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar