Rabu, 01 Agustus 2018

Pengingat

Ingin merekam apa yang dipikirkan hari ini. Supaya di masa depan nanti jika lupa bersyukur dapat membaca ini dan kembali menuju jalan yang benar.

Hari ini saya berhasil introspeksi diri. Selama ini berpikir kalau introspeksi diri itu hanya khayalan untuk dapat berdamai dengan diri sendiri kemudian selanjutnya tidak ada perubahan. Tapi hari ini berbeda, introspeksi yang saya lakukan ini membuat saya menjadi lebih menerima dengan keadaan dan hati sedikit lega.

Tema dari tulisan ini sebenarnya agak menyambung salah satu tulisan saya ini. Saya masih mencari-cari jawaban mengapa Tuhan menempatkan saya di keluarga seperti ini. Bukan di keluarga yang selalu membuat saya iri dengan keharmonisan dan kebebasan orang tua terhadap anaknya. Keluarga saya termasuk keluarga yang bisa dibilang banyak aturannya secara tidak tertulis, yang saya pun terkadang bingung apa salah saya hingga tetap kena marah juga.

Lalu, kemarin tepatnya dini hari pula, saya berbincang via Whatsapp dengan salah satu teman saya. Membahas hal yang ga jelas tentang kehidupan hanya agar tetap waras dengan dihiasi candaan lokal. Kemudian perbincangan mulai agak sedikit menyinggung sesuatu hal yang berbau "tidak boleh dilakukan, haram hukumnya."

Dan saat itu lah hidayah datang kepada saya. Saya tersadar apa alasan Tuhan menempatkan saya di dalam keluarga ini, dengan segala kejadian yang saya hadapi beberapa tahun ke belakang. Akhirnya mulai bersyukur (ya ampun dosa banget ya baru bersyukur sekarang, tapi dari pada tidak sama sekali) memiliki orang tua seperti yang saya miliki selama saya hidup ini. Kalau saya ditempatkan di dalam keluarga yang kehidupannya selalu saya inginkan selama ini mungkin saja saat ini saya tidak ingat Tuhan dan masih berkeliaran di mana-mana. Belum lagi tidak akan mengerti berbagai macam hal yang saya urus sendiri dua tahun ke belakang ini, di mana sebelumnya saya tidak pernah tahu caranya seperti apa. Alhamdulillah sekarang saya dapat lebih mandiri dan rendah hati dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Jauh berbeda dari sifat saya yang sebelum-sebelumnya, ketika saya masih tidak paham asam getir kehidupan.

Allah Maha Kuasa. Allah Maha Mengetahui yang terbaik untuk umat-Nya. Yang Maha Pemberi Kecukupan bagi umat-Nya. Sekarang tidak lagi takut untuk mengambil keputusan. In Syaa Allah semua telah diatur sesuai porsinya. Jangan merasa sedih atau membandingkan kehidupan dengan orang lain. Tidak mungkin setiap insan mendapatkan hal yang sama, karena kemampuan setiap orang berbeda. Serta selalu bersyukur dengan apa yang didapat dalam situasi apa pun. Karena hal kecil saja juga berasal dari-Nya, seperti masih dapat merasakan oksigen secara cuma-cuma setiap harinya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar