Kamis, 20 Februari 2014

Mengapa Harus Ada Cinta?

Halo, akhirnya jumpa lagi dengan blog yang sudah melapuk ini. Sudah lama sekali tidak menumpahkan segalanya di sini. Mungkin sekarang saatnya.

Semester telah berganti, resolusi mulai dibuat kembali. Memusnahkan perasaan menyukai seseorang sepertinya tidak dapat dijadikan resolusi apabila orang yang bersangkutan masih berada di sekitar kita. Dan akhirnya hanya menjadi resolusi yang berat untuk dicapai.

Sudah mulai tidak bergantung dengannya adalah awal yang tepat, namun ternyata takdir berkata lain. Sepertinya Tuhan sedang memberi sedikit ujian dengan memberikan jadwal kegiatan yang mengharuskan aku bertemu dengannya. Rasanya ingin bertanya langsung kepada Tuhan, "Apa yang Engkau rencanakan? Membuat hatiku kembali merasakan sakit? Atau ada hadiah terindah apabila aku berhasil melewati ujianmu ini?" Tapi Tuhan tidak akan menjawab langsung pertanyaanku ini.

Hal paling sulit yang harus aku hadapi adalah menemukan dirinya bersama sang pujaan hati. Sering kali nafasku sesak karenanya.  Rasa-rasanya ingin segera pergi dan menghirup udara segar saja. Masih sulit untuk menerima kenyataan adalah sesuatu hal yang wajar, kan?

Dan semalam, seperti merasa tertampar mendengar salah satu lagu Kahitna. Ya, benar. Lagunya berjudul Cinta Sendiri.

"Pedih aku rasakan
kenyataannya
cinta tak harus
selalu miliki"

Tak harus selalu miliki. Lalu, mengapa harus ada cinta? Toh ujungnya tak harus saling memiliki. Hanya meninggalkan rasa sakit. Apa gunanya rasa sakit ini?

2 komentar: