Senin, 30 Juli 2012

Part 1

Pacar kamu selingkuh. Kemarin aku lihat di depan mataku sendiri, dia lagi jalan sama teman sekelasku. Kamu ga marah?

Isi pesan singkat dari seorang teman lama yang sangat membuat aku kaget. Sejak kapan aku punya pacar? Hmm jadi penasaran siapa orang yang dimaksud. Baiklah, akan ku balas pesan ini.

Pacar? Maksud kamu siapa?

Loh? Ya Putra lah, emang kamu punya pacar berapa?

Oh, Putra toh. Hahaha dia bukan pacar aku. Kamu salah sangka.

Hah? Masa? Aku ga percaya! Dulu bukannya kalian...

Ga usah ngomongin yang dulu lagi, dan memang dari dulu kami bukan sepasang kekasih kok :)

Ternyata Putra. Akhirnya nama itu kembali muncul dalam kehidupanku. Lelaki yang cukup tinggi, jago basket, dan humoris. Lelaki yang aku anggap pasangan hidupku. Dulu. Betapa anehnya ketika dulu aku tidak pernah tidak menghabiskan waktu bersamanya. Semua orang mengira kami sepasang kekasih, dan hanya teman terdekat kamilah yang mengetahui bahwa hal itu tak pernah terjadi.

Terlihat saling mencintai satu sama lain, tapi tidak ada satu pun yang mengucapkan kata cinta. Dan sekarang kami terpisahkan oleh jarak dan ruang. Tidak pernah bertemu, bahkan komunikasi yang dulu mengalir setiap hari terhenti dikarenakan jarak. Aku tak tahu apa kabarnya saat ini. Hingga Zara akhirnya mengirimkan beberapa pesan singkat ke ponselku. Kaget, tapi tidak heran karena kami memang bukan siapa-siapa. Namun aneh, hati ini sedikit gelisah.

"Konny," panggil seseorang yang membuatku langsung tersadar kembali. 

"Oh kamu Mike, ada apa?"

Mike ini salah satu teman sekelasku. Anak paling pintar di kelas, namun tak pernah aku melihat dirinya membuka buku pelajaran. Mike cukup terkenal, dengan penampilan good looking dan otak encer, siapa sih yang tidak kenal. Entah mengapa akhir-akhir ini dia sering mengajakku mengobrol dan membuat wanita-wanita di sekitarku menatapku sinis.

"Aku cuma manggil kamu yang kelihatan bengong di tengah lapangan. Sepertinya ponsel kamu sangat menarik sekali, hingga kamu tak mempedulikan sekitarmu." 

Sedikit bingung dengan apa yang dikatakan Mike, aku melihat berkeliling. Ya benar, aku tepat berada di tengah-tengah lapangan sekolah dan mengganggu jalan orang-orang yang ada di belakangku.

Segera ku masukkan ponselku sembari tersenyum, "Hanya mendapat kabar dari teman lama." Merasa ada yang ku sembunyikan, Mike bertanya kembali, 

"Dari siapa?"

 Aku menggelengkan kepala, "Bukan seseorang yang kamu kenal."

Mike akhirnya menemaniku berjalan hingga gerbang sekolah. "Kamu mau langsung pulang? Mau bareng? Kebetulan aku lagi bawa mobil." Hal yang aneh ketika Mike mengatakan hal ini, karena semua orang juga tahu dia selalu membawa Ford kesayangannya untuk menemaninya ke sekolah.

"Ga usah, aku mau mampir dulu ke toko buku." 

"Aku, temenin ya," Mike terdengar agak memaksa. 

"Ga apa-apa kok aku sendiri aja, duluan ya Mike," jawabku sambil mendorongnya perlahan dan meninggalkannya di depan gerbang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar