Senin, 09 Juli 2018

Jangan Lupa Bahagia

"Jangan lupa bahagia," kata seorang sahabat kepada saya.

Jujur saja, dari dulu rasanya saya jarang merasakan kebahagiaan. Terlalu banyak iri hati pada kehidupan orang lain. 'Enak ya pada boleh pulang malam.' 'Enak ya pada sering jalan-jalan.' 'Enak ya udah ketemu jodohnya.' Dan berbagai 'enak ya' lainnya yang sering berkeliaran dalam kepala yang tanpa sadar menumpuk dan jadi penyakit hati saja. Hingga akhirnya timbul stres, bahkan tidak ada semangat untuk hidup, sebab merasa hidup sendiri tidak menggairahkan untuk dijalani.

Sampai akhirnya saya bertemu salah seorang kerabat. Menghabiskan waktu bersama kurang lebih tiga hari. Sebenarnya sudah lama memiliki hubungan dengan wanita ini, tetapi karena tidak ada momen yang tepat untuk bertemu dan bercengkerama dari hati ke hati jadilah saya tidak terlalu mengenal wanita ini. Sebut saja Kakak Matahari. Karena auranya selalu ceria, ramah dan tergolong ceriwis tetapi tegas.

Keceriwisannya ini yang mengisi tiga hari saya yang sedang dirundung duka saat itu menjadi sarat makna sarat ilmu tentang kehidupan. Awalnya beliau hanya menceritakan pengalaman hidupnya yang banyak organisasi di mana-mana, banyak kenal orang, dan dari ceritanya itu beliau tidak menyombongkan diri malah terkesan dihormati banyak orang. Kemudian hari berikutnya beliau menceritakan tentang anak-anaknya, juga tentang bagaimana beliau mendidik anak-anaknya. Dari cerita pengalaman organisasinya saja saya kagum, sebab seperti yang selalu saya idamkan memiliki lingkungan seperti itu. Belum lagi ketika beliau menceritakan bagaimana cara beliau mendidik anak, wah saya langsung berpikir, "Saya ingin seperti ini kelak!" Pokoknya Kakak Matahari ini benar-benar potret kehidupan seperti apa yang idamkan selama ini.

Di hari ketiga, saya berhasil menangis di depan Kakak Matahari. Padahal saya tipe orang yang sangat tidak ingin terlihat lemah di mata orang lain. Namun, Kakak Matahari ini telah berhasil merengkuh bagian terdalam hati saya, dan benar-benar memahami apa yang saya butuhkan saat ini. Itu pertama kalinya saya terbuka seterbuka-terbukanya kepada orang lain sampai tumpah semua pikiran yang membebani kepala. Akhir kalimatnya saja cukup membuat saya merasa jauh lebih baik. "Cece selalu dukung. Jangan takut. Kamu pasti bisa." Aduh, mengetikkan kalimatnya saja sudah membuat mata ini tergenangi becekan air mata.

Momen bertemu Kakak Matahari inilah adalah salah satu momen membahagiakan buat saya. Menemukan seseorang yang benar-benar mengerti kita dari jutaan orang yang kita temui di muka bumi ini rasanya adalah momen langka dalam hidup saya. Padahal saat itu saya baru saja kehilangan salah seorang anggota keluarga saya, tapi sudah mendapat keluarga (lama) baru (bertemu) yang dapat membuat saya nyaman.

Ya, tidak mudah bagi saya untuk nyaman dengan orang. Nyaman di sini maksudnya adalah saya dapat bebas bercerita tentang kegundahan dan kegelisahan saya. Bahkan dengan keluarga sendiri saja saya segan untuk bercerita. Karena yang diinginkan ketika kita menceritakan suatu masalah adalah didengarkan juga mendapat dukungan positif yang membuat kita dapat bangkit kembali, bukan malah semakin diturunkan dan dipatahkan semangat serta usahanya. Itu yang jarang sekali saya dapatkan. Oleh karena itu, saya bahagia sekali ditakdirkan bertemu dengan Kakak Matahari ini. Setidaknya secercah cahaya mulai memasuki hati saya kembali.

Kebahagiaan itu selalu ada. Asal kita yakin dan mensyukuri segala nikmat yang kita raih dari Yang Maha Kuasa. Maka, jangan lupa bahagia! #pesanuntukdirisendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar