Kamis, 09 Februari 2017

Kepada Hati

Kepada yang tersayang,

Aku menuliskan surat ini sebagai ultimatum untuk dirimu agar tidak mudah terpancing dengan hati yang lain. Karena kita adalah satu. Dan aku yang paling mengerti kamu.

Aku tahu kamu sering merasa kehilangan. Ditinggalkan dan meninggalkan mungkin sudah menjadi santapan sehari-harimu. Kamu pikir kamu mulai terbiasa. Tapi ternyata kamu salah, kamu malah menjadi lebih sensitif.

Ada yang memberi sedikit perhatian, kamu mulai berharap. Ada yang tidak menganggapmu dekat, kamu kesal sampai ke ubun-ubun. Kamu tahu apa akibat dari rasa sensitifmu itu? Hanya penyakit yang timbul! Kamu bisa jadi darah tinggi dan maag karena tidak nafsu makan akibat perlakuan yang tidak kau sukai. Eh sebentar, ralat, bukan kamu yang merasakan sakit, tapi aku!

Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Jodoh sudah ada yang mengatur. Sahabat juga akan bertahan jika memang benar dia menganggapmu sahabatnya pula. Lebih baik buka mata, pandangi sekitar. Masih ada yang sayang padamu. Siapa? Kamu tidak sadar juga? Keluarga!

Cobalah lebih menyayangi keluargamu. Mereka yang akan selalu pasang badan pertama setiap kamu kesulitan. Bukalah dirimu lebih lebar terhadap mereka. Jangan hanya kau anggap sebelah mata.

Selain itu ada satu lagi. Allah SWT. Tuhan yang menciptakanmu hingga kau ada. Yang membuat kamu dapat merasakan semua yang kau rasakan dari kau terbentuk hingga sekarang. Dan Dia-lah yang menjagamu, atau aku tepatnya, sampai sekarang dalam keadaan sehat.

Jadi, hatiku tersayang, bersabarlah. Mungkin saat ini belum waktu yang tepat untuk bertemu jodohmu. Tapi masih banyak yang menyayangimu. Jangan mencari yang jauh, tapi mendekatlah dengan yang ada di sekitarmu, yang ada di depan matamu, atau mataku. Suatu saat nanti pasti luka-lukamu akan segera sembuh dari rasa cinta dan kasih sayang yang diberikan mereka.

Tetaplah cerah ceria. Dan sebarkan kebahagiaan kepada orang-orang. Mari kita berusaha bersama! Karena kita satu, wahai hatiku :)

1 komentar: