Kamis, 30 Mei 2013

Benar-Benar benci

Entahlah apa yang kamu pikirkan ketika mengirimkan suatu link artikel yang... Entahlah aku juga tak habis pikir kenapa kamu begitu tega memberikannya kepadaku.

Aku tanya mengapa kamu melakukannya dan jawabanmu hanya untuk meledekku. Apa? Meledekku? Tahukah kamu bagaimana perasaanku? Kamu kira itu lucu?

Benar-benar benci. Benar-benar benci dengan sikapmu seakan-akan kita tidak pernah membicarakan hal sesensitif ini. Benar-benar benci dengan sifatmu seakan-akan kamu masa bodoh dengan segala kenangan yang telah kita lalui. Benar-benar benci. Benar-benar benci mencintaimu dengan cara seperti ini.

Senin, 27 Mei 2013

Selamat Malam

Selamat malam,
Hari ini aku hanya ingin bertanya, mengapa hobimu selalu membuatku khawatir?

Pertanyaan yang sungguh sederhana namun jawaban yang sangat sulit ditemukan. Entah apa maksudmu melakukan hal itu kepadaku, selalu mengabari diriku dengan berita bahwa kamu tidak baik-baik saja. Sengaja mencari perhatianku? Ingin tahu reaksiku seperti apa? Sengaja membuat khawatir? Atau memang hanya ingin mengabari tanpa ada maksud apa pun di belakangnya?

Sungguh, aku merasa dipermainkan olehmu. Ketika kamu susah kamu baru mencariku. Sedangkan ketika aku membutuhkanmu di sisiku, kamu kemana? Apalah arti aku dalam kehidupanmu? Teman? Sahabat? Kekasih? Atau tong sampah seperti yang aku katakan dulu?

Coba tolong kerangkeng perasaanku dengan caramu. Aku hanya berharap jika memang kamu merasakan hal yang sama, kamu boleh kerangkeng hatiku di dalam hatimu. Namun jika tidak, kerangkenglah hatiku tetap di tempatnya, tidak boleh kemana pun. Apalagi ke hatimu.

Selamat malam.
Semoga tidak galau.


Minggu, 26 Mei 2013

Part 8

Jam dinding kamarku menunjukkan pukul 15.50, dan Ibu sudah memanggilku untuk turun karena Mike sudah menunggu di depan rumah. Berulang kali aku melihat cermin, bukan untuk melakukan ritual perempuan biasanya yang memastikan penampilan sempurna untuk kencan pertama, tapi untuk melihat kantong mataku yang tidak bisa ditutupi dengan bedak sekalipun. Hingga aku berpikir, berapa lama aku menangisi Putra hingga seperti ini? Dengan langkah gontai, aku keluar kamar dan menghampiri Ibu.

"Aku pergi ya Bu," pamitku setelah mencium tangannya.

"Jangan terlalu malam pulangnya Nak. Jangan memaksakan diri," ujar Ibu sambil mengusapkan tangannya ke pipiku dan tersenyum. Sambil merangkulku, Ibu berpesan pada Mike, "Mike, Ibu titip anak Ibu ya. Kalau bisa sudah di rumah sebelum jam 9 malam."

"Baik Tante. Saya pastikan anak Tante akan baik-baik saja sama saya." Mike pun pamit dan mengajakku masuk ke dalam mobilnya.

"Kamu suka nonton apa Kon?" pertanyaan pertama dari Mike begitu mobil mulai berjalan.

"Apapun," jawabku lemah.

"Kamu sakit? Wajahmu tidak terlihat bersemangat," pertanyaan kedua muncul dari Mike setelah melihat wajahku.

"Aku tidak apa-apa."

"Kalau kita nonton film drama, tidak apa-apa kan?" pertanyaan beruntun Mike entah mengapa membuatku lelah.

"Tidak apa-apa Mike. Kan aku sudah bilang tadi aku suka film apapun."

"Baiklah kalau begitu." Dan perjalanan dilanjutkan dalam diam. 

Anggap Saja Tulisan Hati

Apa kabar?
Aku memulai surat ini dengan kalimat sapaan yang hampir selalu kamu tujukan kepadaku ketika ingin memulai percakapan denganku. Walaupun terkadang terasa menyebalkan mendapatkan kalimat itu selalu darimu padahal kita satu kampus, tapi kalimat itu yang paling sering aku tunggu untuk muncul di ponselku. Tahu kenapa? Karena menjalin percakapan denganmu itu begitu menyenangkan, yaa walau seringkali kita berselisih paham.

Ya, berselisih paham. Selalu dan selalu hampir di setiap percakapan. Sesungguhnya kita tidak pernah cocok menjadi partner untuk mengobrol, karena pasti ujung-ujungnya berantem. Bagaimana aku tidak sebal ketika kamu masih saja membahas dirinya yang bahkan mungkin tidak memikirkanmu denganku yang kau sendiri pun tahu bahwa aku menyayangimu. Dan semalam, kamu berbalik sebal padaku ketika aku tidak mengatakan siapa lelaki yang berada di sampingku yang terpampang pada fotoku sehingga langsung menyelesaikan percakapan tanpa menjawab pertanyaanku yang mungkin dianggap sarkasme olehmu. Tapi ingat kan apa pertanyaanku ketika kamu bertanya siapa lelaki itu? Ya, benar. "Cemburu ga?" Aku cuma pengen kamu cemburu dan akhirnya sadar bahwa kamu tidak ingin ada lelaki lain di sampingku dan merasa kamu butuh aku. Cuma itu.

Sudah berapa kali aku katakan aku lelah melakukan hubungan tanpa status ini. Dan sudah berulang kali juga kamu katakan bahwa kamu hanya menginginkan hubungan kita cukup seperti ini. Tapi yaa tapi, untuk wanita sepertiku (atau bahkan sebagian besar wanita di dunia ini) saat mendapatkan perhatian dari seseorang secara berlebihan (aku bilang berlebihan karena obrolan kita tidak hanya seputar dunia kampus) akan berdampak pada hati yang menginginkan hubungan ini lebih. Dan itu masih kurasakan sampai sekarang. Maka, jangan heran apabila aku masih merayu iseng padamu, karena perasaanku belum berubah.

Sekian penyampaian dari hati kulontarkan. Semoga kamu mendapatkan yang terbaik jika yang terbaik bukan aku. Terima kasih atas perhatiannya.

Salam rindu.

Kamis, 09 Mei 2013

Part 7

"Kamu ga bercanda kan Kon menerima Mike jadi pacar kamu?" pertanyaan pertama dari Reyna meluncur ketika aku sampai di rumahnya.

"Entahlah Reyn. Aku pikir mungkin ini tawaran yang tepat biar aku ngga terus-terusan mikirin Putra. Sakit. Sakit setelah mengetahui seseorang yang sangat kamu sayangi menyayangimu juga namun dia tidak bisa menjadi milikmu. Rasanya seperti akan merengkuh sesuatu yang ada di depan mata dan hilang dalam sekejap, padahal itu adalah hal yang paling diinginkan."

Air mataku kembali jatuh untuk yang kesekian kalinya. Menjadi pacar Mike adalah satu-satunya hal yang dapat aku pikirkan sebagai cara untuk menghilangkan rasa sakit di hatiku, entah ampuh atau tidak. Setidaknya aku ingin mencoba.

"Tapi Mike tahu hal ini?"

Aku hanya menggelengkan kepala. "Aku tidak tega menyakiti hatinya yang sangat bahagia ketika aku menjawab "Ya" untuk tawarannya itu. Bahkan dia sampai berkata tidak ingin mendengar alasanku menerimanya, satu kata tersebut sudah cukup untuknya."

Reyna terdiam, hanya bisa memelukku dengan erat untuk mencoba menenangkanku.

"Jika Mike tahu alasannya, betapa bencinya dia padaku nanti Reyn. Aku siap dibenci olehnya karena memang aku jahat sekali padanya."

Tangisku bertambah deras. Semakin tidak mengerti dengan apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan.

"Kon, aku cuma bisa bilang semoga kamu berbahagia dengan pilihan kamu ini. Aku akan mendukung apa pun yang kamu lakukan, yang terbaik untuk kamu. Sekarang lupakan Putra sejenak dan cobalah menatap Mike sebagai kekasihmu, yang bisa menjaga kamu dan tidak akan membuatmu sakit hati karena kamu benar-benar wanita yang sangat dia cintai. Kalau ada apa-apa bilang padaku, aku pasti akan menerima kamu disini, mendengarkan seluruh ceritamu, dan mencoba mencari solusi bersama denganmu. Karena aku sahabatmu," ucap Reyna diakhiri dengan senyum dan memberiku secangkir cokelat hangat yang sanggup memberiku sedikit ketenangan.

Trrr... Getar ponselku menjadi pusat perhatianku dan Reyna. Satu pesan diterima.

"Dari Mike. Ayo coba dibuka, mungkin bisa menghiburmu," kata Reyna sembari menyerahkan ponselku.

"Apa katanya?" tanya Reyna kembali.

"Dia mengajakku nonton Reyn."

"Wah bagus tuh. Jam berapa? Lebih baik kamu terima saja ajakannya, siapa tahu akan membuat kamu lebih bahagia dengan menonton bioskop. Aku akan menemanimu pulang dan membantumu bersiap-siap agar tampil menarik di depannya, tapi habiskan dulu cokelat dan kue ini."

"Jam 4 Reyn. Baiklah, akan kucoba."

Jumat, 03 Mei 2013

Teruntuk Lelaki yang Kukagumi :)

Dear Bara, sosok yang kukagumi dari tahun 2010 hingga saat ini :)
Aku mengetahui dirimu secara tidak sengaja ketika menjelajahi dunia twitter dan menemukan salah satu tweet yang kamu buat di-retweet seseorang dan entah mengapa kata-kata tersebut seakan menghipnotis aku untuk mengetahui siapa sebenarnya orang ini. @benzbara. Sedikit bingung dengan nama yang tertera hanya 69 (yang sampai sekarang aku masih penasaran makna di balik 69 itu apa), aku mencoba membaca rangkaian-rangkaian kata yang dituangkan dalam tweet-mu. Dan ternyata, kata-kata tersebut berhasil membuat aku untuk menekan "follow". Alasan lainnya sih sebenarnya karena saat itu aku merasa sehati denganmu karena kita sama-sama sedang menjalankan LDR ^^ seperti menemukan teman seperjuangan dan jujur saja saat itu tweet-tweet yang kamu buat memberikan energi positif untukku sebagai salah satu pejuang LDR (>.<)9 Tapi nyatanya perjuanganku kandas di pertengahan 2011 dan ternyata tak lama setelah aku, kamu juga menyudahi hubungan LDR mu. Kita cukup sehati ya :p #pede Saking sukanya dengan rangkaian kata yang Bara buat, akhirnya aku memutuskan untuk membeli Angsa-angsa Ketapang. Padahal aku bukanlah seseorang yang begitu menyukai puisi, tapi semenjak itu aku jadi mengembangkan hobi menulisku dengan membuat puisi-puisi ga jelas lebih banyak ketimbang dulu :p
Bisa dibilang aku mengikuti perjalanan hidupmu (mengikuti disini maksudnya bukan ngikutin jalan dari belakang atau ngikutin gaya hidup yg sama), mulai dari Bara masih menjadi mahasiswa tingkat akhir yang sibuk mengerjakan tugas akhir dengan hobi jeprat-jepret sana sini, kemudian merintis akun twitter @RadioGalauFM dan membuat novel perdana dengan judul yang sama hingga akhirnya dibuat versi layar lebarnya, dilanjutkan dengan meluncurnya novel Kata Hati dan sukses juga menjadi film layar lebar pula, membuat cerita-cerita pendek yang diterbitkan dalam satu novel bergabung dengan penulis lainnya, dan akhirnya Milana muncul ke permukaan. Luar biasa. Aku luar biasa senang dan kagum denganmu atas kegigihan dan usaha yang telah kamu curahkan untuk mendapatkan kesuksesan sebesar ini dalam waktu kurang lebih 2 tahun. Terlebih ketika beberapa orang yang mengatakan kamu hanya "aji mumpung" karena terkenal di twitter, tapi kamu berhasil membuktikan bahwa kamu berusaha keras untuk mencapai ini semua. Salut :)
Terima kasih ya telah menjadi sosok yang telah membuktikan bahwa "di balik usaha yang keras akan muncul kesuksesan yang setimpal." Semoga hal tersebut juga terjadi dalam kehidupanku (aamiin). Sekian suratku yang telah menyuarakan isi hatiku selama ini. Maaf apabila ada yang tidak berkenan di hatimu ketika membaca surat ini. Semoga sukses selalu untuk karir dan cintamu :p (re: segera punya tambatan hati dan menikah :p #ditoyor)

Salam,

Ayu (@ayubeany)

Nb: terima kasih atas ucapan ulang tahun yang sempat kamu berikan untukku via twitter pada tahun 2011 :D sumpah seneng banget loh, bener-bener kado terindah di tahun 2011 loooooh *\(^.^)/* walaupun itu masih pake username lama #huft #adanamamantan

dan ternyata di tahun yang sama ucapanku untuk Bara juga ada di satusungai.wordpress.com di "Hari ini, 22 Tahun yang Lalu" fufufu. Dan makasih juga berkenan membalas mentionku di saat kamu sudah mendapat gelar S.Kom :) Sekali lagi semoga sukses dan berhasil meraih mimpimu yang lainnya :)