Minggu, 26 Februari 2012

Harapan Seorang Anak

Actually, I have a great family. Until some people was coming to join our family.

Itu hanya pemikiran saya. Atau itu merupakan kambing hitam saya yang menjadikan saya tidak pernah lagi betah di rumah.

Marah, kesal, dan tangis akhir-akhir ini sering saya lakukan akibat dari keseharian yang saya habiskan di rumah. Sering kali saya menangis ketika membuka album foto kala dulu.

Semua tersenyum. Bahkan tertawa. Tiada amarah, iri, maupun kekesalan yang timbul. Kapan terakhir mereka bahagia? Kapan terakhir kami bahagia bersama-sama?

Iri. Sering kali saya iri melihat keluarga yang bertamasya bersama atau hanya sekedar pergi ke luar. Mereka terlihat bahagia. Saya iri. Iri sekali. Namun, setelah itu saya mendoakan agar mereka tetap bahagia hingga hari akhir.

Rasanya ingin saya rengkuh kembali masa lalu saya. Masa dimana tidak ada jarak antar anggota keluarga.

Jikalau saya dikatakan selalu memamerkan perasaan saya untuk dikasihani, itu salah. Salah besar. Apa yang saya inginkan hanyalah teman. Teman berbagi. Cukup dengarkan celoteh saya dan saya tak mendapat timbal balikpun tak apa. Saya sudah senang. Itu tandanya masih ada yang peduli untuk meringankan beban batin saya.

Harapan saya hanya satu, melihat kebahagiaan mengalir di dalam kotak hijau ini, di tempatku bernaung. Hanya itu...

Minggu, 12 Februari 2012

Ada yang Salah?

Untuk dikau yang di seberang sana,
aku mau ngomong nih.
Mau dikomen juga silakan.
Aku cuma mau nanya,
kenapa jadi ga pengen ngobrol sama aku lagi?
Aku salah apa?

Aku udah minta maaf.
Aku ga ngerti mesti gimana.
Aku bener-bener ga enak kaya gini.
Rasa bersalah selalu datang setiap hari.
Maafin...

Aku cuma mau kita balik temenan lagi,
bisa?