Minggu, 04 Januari 2009

itik buruk rupa

Suatu hari, hiduplah sekeluarga itik yang bahagia. Kehidupan mereka selalu dipenuhi tawa dan canda. Namun, itu tidak dirasakan oleh salah satu anak itik tersebut semenjak ia berada di dunia.


Hidup itik itu berbeda dengan saudara-saudaranya. Setiap apa yang itik tersebut lakukan pasti selalu dinilai negatif. Entah mengapa. Ia selalu iri dengan teman-temannya yang hidup rukun dengan keluarganya. Ia hanya bisa menatap dan menyimpan rasa irinya dalam hati, "Andaikan aku seperti mereka."


Teman-teman yang bersimpati kepadanya hanya sedikit. Dan setiap si itik berkumpul dengan mereka pasti orang tuanya hanya menjelek-jelekkan mereka saja. "Sepertinya aku selalu salah, sebenarnya apa salahku? Apa yang harus aku perbuat agar mereka semua memandangku normal?"


Lelah rasanya menjadi si itik buruk rupa. Tiada yang mengerti perasaannya, kecuali teman-temannya. Namun, mereka tak dapat berbuat apa-apa, hanya bisa memberi dorongan semangat untuk temannya yang kurang beruntung itu. Itik pun hanya dapat berterima kasih kepada Tuhan karena masih ada yang dapat mengerti dirinya walau hanya segelintir temannya.


Sang itik buruk rupa pun dapat merasakan kejenuhan yang amat sangat. Jika ia sedang merasakan seperti ini, ia akan berlari menuju kolam lumpur. Hanya di sini ia mampu menumpahkan air mata beserta emosi di dalam jiwanya. Tiada yang mengetahui akan hal ini. Hanya dirinya dan Tuhan. Dan setiap kali dia mengunjungi tempat ini dia selalu berkata akan hal ini sambil menangis:
"Ya Tuhan, terima kasih Engkau telah mengizinkan aku untuk melihat dunia. Terima kasih Engkau telah memberikan aku teman-teman yang bersimpati kepadaku. Terima kasih Engkau telah memberikan aku keluarga yang mungkin akan lebih bahagia jika tanpa diriku yang hina ini. Namun aku belum merasakan bagaimana rasanya bisa bahagia. Apa yang harus aku lakukan agar aku dapat bahagia? Sekali saja aku ingin merasakannya. Atau memang ini takdirku untuk tidak dapat merasakannya dan hanya dapat melihatnya saja? Jika memang itu yang Engkau inginkan, aku hanya bisa berterima kasih padaMu. Terima kasih Engkau selalu membuatku belajar untuk sabar. Sabar dan menanti sampai aku dapat meraihnya."